Modul PMM Topik dan Pelatihan: ASESMEN PAUD Modul 1: Memahami Asesmen
Modul PMM Topik dan Pelatihan: ASESMEN PAUD
Prinsip dan Fungsi Asesmen
Asesmen sebagai Bukti Pembelajaran
Asesmen diagnostik adalah Asesmen Awal Pembelajaran.
Asesmen merupakan salah satu bukti atau informasi untuk memahami proses pembelajaran yang akan, sedang, dan telah berlangsung. Video ini akan membantu kita memahami makna asesmen dalam fungsinya yang lebih berpihak kepada murid dan membantu mereka mendapatkan pembelajaran yang bermakna.
Referensi:
- Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
- Heritage, Margaret. (2013). Gathering Evidence of Student Understanding. SAGE handbook of research on classroom assessment, 179-195.
Salam dan bahagia ibu-bapak guru..
Selamat datang di modul memahami asesmen.
Pada materi pertama ini kita akan memahami asesmen sebagai understanding
evidence, yaitu menempatkan asesmen sebagai salah satu bukti atau informasi
untuk memahami proses pembelajaran yang akan, sedang dan telah dilaksanakan. Dalam
materi ini kita akan bersama-sama memahami makna asesmen dalam fungsinya yang
lebih berpihak kepada murid dan membantu murid mendapatkan pembelajaran yang
bermakna, bukan sekedar laporan yang berisi angka dan hasil belajar saja. Nah
sebelum masuk ke materi, mari kita segarkan ingatan kita sejenak. Di kelas
ketika apa-apa ibu berkata anak-anak minggu depan kita ulangan ya. Apa
tanggapan kebanyakan murid Bapak Ibu? apakah hore atau yahh, atau mungkin Bapak
Ibu pernah juga mendapati orangtua murid yang ikut cemas ketika anak-anak
menghadapi asesmen. Apapun kecemasan tersebut tentu beralasan, umumnya asesmen dipahami
sebagai tahap penilaian atau bahkan penghakiman untuk menentukan apakah
anak-anak berhasil menguasai materi yang telah diajarkan. Kadang asesmen juga
digunakan untuk mencari murid dengan ranking tertinggi atau lima besar misalnya.
Menurut ibu dan bapak guru asesmen itu dilakukan untuk tujuan apa? Apakah untuk
keperluan mengisi rapor atau untuk menentukan siapa murid yang pintar atau
tidak , siapa yang melampaui KKM dan yang tidak. Mari kita telusuri sejenak. Biasanya
asesmen dilakukan pada akhir penyampaian materi berupa soal-soal yang sama
untuk dikerjakan semua murid dan hasilnya berupa nilai atau angka yang mewakili
kemampuan masing-masing murid. Cara pandang asesmen sekedar sebagai alat
menghasilkan nilai cenderung menghasilkan informasi yang terbatas dan bahkan
ini bisa kontra produktif dengan semangat pembelajaran. Apa akibatnya? murid
yang mengalami kendala dalam menguasai materi akan mendapatkan nilai kurang,
pada saat yang sama murid yang cenderung mahir akan mendapatkan nilai baik. Tetapi
nilai tersebut hanya sebatas mengukur level pengetahuan saja tanpa memberi mereka
peluang untuk meningkatkan pencapaian sesuai dengan kemampuan mereka. Tenang
ibu-bapak, secara bertahap melalui pembelajaran dengan paradigma baru, cara
pandang terhadap asesmen pun bergeser. Asesmen
tidak lagi sekadar menjadi tahap pelaporan dan penilaian kemampuan murid tetapi
dipandang sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar. Dengan demikian salah
satu tujuan utama asesmen adalah memantau atau memonitor kualitas pembelajaran
dan asesmen bisa dimanfaatkan sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran.
Apa sih bedanya karena memiliki
fungsi pemantau atau memonitor asesmen bertujuan untuk memahami posisi murid
dalam rentang pembelajaran tertentu. Dengan demikian perkembangan belajar murid
dapat teramati dari waktu kewaktu. Artinya ibu-bapak, yang menjadi perhatian
kita bukan perihal murid mendapatkan nilai berapa, tetapi apakah kemampuan
mereka berkembang dibandingkan dengan kemampuan awalnya. Selain itu bisa asesmen
juga berfungsi memetakan progress atau kemajuan hasil belajar murid. Apa
maksudnya dengan informasi yang diperoleh melalui asesmen yang efektif guru
bisa mengetahui apa yang saat ini dipahami murid dari apa yang dipelajari. Apa
yang bisa dilakukan guru dengan kemampuan prasyarat atau pengetahuan murid
sebelumnya yang bisa membantu pemahaman murid terhadap materi yang sedang
disampaikan. Apa yang harus dilakukan guru ketika murid keliru memahami materi
yang disampaikan. Kapan dan bagaimana guru bisa mulai penyampaian materi yang
baru dan dukungan apa yang diperlukan murid di kemudian hari agar pembelajaran
lebih optimal.
Dengan demikian ibu-bapak guru,
terlihatlah bahwa prinsip-prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
1. Asesmen
adalah bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Peran asesmen adalah
memfasilitasi pembelajaran dan menyediakan informasi yang utuh. Untuk apa?
untuk umpan balik bagi guru murid dan orangtua sebagai panduan dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen
dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi umpan balik. Ibu-bapak guru
memiliki keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen
dirancang secara adil, proporsional, valid dan dapat dipercaya atau reliable.
Mengapa demikian? agar asesmen dapat digunakan untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya yang akan diambil
oleh ibu dan bapak guru.
4. Asesmen
merupakan laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid, bersifat sederhana dan
informatif.
5. Hasil
asesmen digunakan oleh murid guru tenaga kependidikan dan orangtua sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Wah ternyata asesmen bukan hanya
ditujukan untuk mengevaluasi murid ya ibu bapak guru, asesmen juga berguna bagi
guru untuk mengevaluasi diri, khususnya cara dalam mengelola pembelajaran dan pada
gilirannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Asesmen yang efektif juga akan
membantu guru dalam mengambil keputusan. Apa yang harus diajarkan lagi dan apa
yang tidak perlu diajarkan lagi. Apa yang sudah baik dan apa yang masih perlu
diperbaiki lagi.
Nah ibu bapak guru, bagaimana
pandangan ibu-bapak guru tentang asesmen setelah menyimak materi ini?
Sampai jumpa pada materi
berikutnya ibu dan bapak guru hebat…
Salam dan bahagia ……..
Asesmen as, for, dan of learning
Asesmen Diagnostik adalah asesmen awal pembelajaran.
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian murid. Agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, kita perlu memahami dulu karakteristik dan fungsi asesmen formatif dan sumatif. Video ini akan membahas fungsi asesmen yang mencakup asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).
Referensi:
- Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
- Ninomiya, Shuichi. (2016). The Possibilities and Limitations of Assessment for Learning: Exploring the Theory of Formative Assessment and the Notion of “Closing the Learning Gap”. The Possibilities and Limitations of Assessment for Learning, (10), 79-91.
Halo Ibu bapak guru, salam dan Bahagia….
Selamat datang dalam modul
memahami asesmen. Kali ini kita akan belajar bersama tentang asesmen, as for
learning. Apa ya perbedaannya? sebelumnya kita segarkan ingatan kita dahulu yuk
asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar perkembangan dan pencapaian murid. Biasanya kita mendengar
kata asesmen yang segera dipikirkan guru adalah mengisi rapor, dengan
menyelesaikan rapor guru mendapatkan hasil belajar murid mulai dari nilai
tertinggi dan terendah. Artinya yang menjadi acuan adalah nilai yang diperoleh
murid akibatnya hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik dan bahan
evaluasi guru untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana disekolah
ibu-bapak guru? Ada tiga kata yang berkaitan dengan fungsi asesmen: asesmen as
learning, asesmen for learning, asesmen of learning.
Asesmen as learning artinya asesmen
sebagai proses pembelajaran. Asesmen ini digunakan untuk melakukan refleksi
pada proses pembelajaran. Asesmen as learning berfungsi sebagai asesmen formatif.
Ibu-bapak guru, asesmen as learning lebih melibatkan murid secara aktif dalam
kegiatan asesmen. Mereka diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi
dirinya sendiri dan temannya. Penilaian diri atau self assessment dan penilaian
antar teman merupakan contoh assessment as learning. Apakah ibu bapak guru juga
menerapkannya di sekolah? Dalam proses asesmen as learning, murid dilibatkan
dalam merumuskan prosedur kriteria maupun rubrik atau pedoman asesmen, sehingga
mereka tahu apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian pembelajaran yang
maksimal. asesmen diri dan asesmen antarteman juga berfungsi
sebagai bahan refleksi diri. Ibu bapak guru dapat menggunakannya sebagai data
atau informasi untuk mengonfirmasi capaian hasil belajar murid.
Sekarang kita ulas kembali ya Ibu
Bapak guru bagaimana asesmen ini digunakan berdasarkan fungsinya secara garis
besar kita mengenal fungsi asesmen formatif dan asesmen sumatif. Kita mulai
dengan fungsi asesmen formatif yaitu mendiaknosis kemampuan awal dan kebutuhan
belajar murid umpan balik bagi guru dan murid untuk memperbaiki proses
pembelajaran agar menjadi lebih bermakna, mendiagnosis pemahaman murid dalam
aktivitas pembelajaran dikelas, memacu perubahan suasana kelas untuk meningkatkan
motivasi belajar murid dengan program-program pembelajaran yang positif,
suportif dan bermakna.
Berikutnya adalah assessment
for learning atau asesmen untuk proses pembelajaran. Asesmen digunakan
untuk perbaikan proses pembelajaran. Assessment for learning juga
berfungsi sebagai assessment of formative. Assessment as dan for
learning ini berfungsi sebagai asesmen formatif karena yang berorientasi pada
proses pembelajaran agar murid mendapatkan umpan balik dari guru dalam
melakukan perbaikan pada saat yang sama guru juga mendapatkan umpan balik untuk
memperbaiki cara mengajar atau memfasilitasi pembelajaran.
Yang terakhir adalah assessment
of learning atau asesmen pada akhir proses pembelajaran. Asesmen ini
digunakan untuk evaluasi pada akhir proses pembelajaran. Assesment of learning
ini berfungsi sebagai asesmen sumatif. Sekarang kita beranjak ke asesmen
sumatif. Asesmen ini bisa diberikan pada akhir lingkup materi atau akhir semester.
Fungsi asesmen sumatif ini adalah mengetahui pencapaian hasil belajar murid
pada periode tertentu, mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk
dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan, umpan balik untuk
merancang perbaikan proses pembelajaran berikutnya, melihat kekuatan dan
kelemahan belajar pada murid.
Teknik apa yang bisa digunakan?
pilihannya bisa bervariasi seperti berikut praktek, produk, projek maupun tes
tertulis. Bagaimana dengan dokumentasinya? Ibu bapak bisa memilih produk hasil
belajar atau karya murid yang dikumpulkan sebagai portfolio, rubrik atau nilai
berupa angka.
Yongki topik buatanmu sangat
kreatif, penjelasannya pun mudah dipahami, akan lebih baik jika beberapa gambar
dilengkapi juga dengan penjelasan pasti kamu mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh ya Selamat
Terima kasih Pak saya masukkan
karya ini dalam map portofolio saya ya..
Ibu bapak guru sebagai catatan
satuan pendidikan dapat melakukan asesmen sumatif pada akhir semester jika
satuan pendidikan merasa perlu mengkonfirmasi hasil sumatif akhir lingkup
materi untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Jadi asesmen sumatif pada
akhir semester merupakan pilihan. Sebagai penutup mari kita simpulkan
perbincangan kita dengan melihat kembali karakteristik asesmen formatif dan
sumatif.
Jadi jika didesain dan diberikan
dengan tepat baik asesmen sumatif dan formatif dapat menjadi umpan balik bagi
guru dan sekolah untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.
Bagaimana Ibu Bapak guru, semoga
jelas ya perbedaan jenis asesmen serta fungsi dan penerapannya. Kita berharap
proses semen yang kita terapkan menjadi sarana refleksi dan perbaikan
pembelajaran agar murid mendapatkan proses pembelajaran yang bermakna.
Sampai jumpa di materi berikutnya….
salam dan bahagia ……..
Latihan Pemahaman
Refleksi
Apa yang terlintas di pikiran Ibu dan Bapak saat mendengar kata asesmen?
Metode dan Format Asesmen
Metode Asesmen
Dalam pembelajaran paradigma baru, pelaksanaan asesmen diharapkan lebih berorientasi kepada keseluruhan proses belajar murid. Terdapat 3 pendekatan asesmen yang bisa diterapkan yaitu asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif. Ketiganya dapat dilaksanakan dengan metode dan teknik yang beragam. Video ini akan menjelaskan ragam metode dan instrumen asesmen yang bisa diterapkan di kelas sesuai dengan kebutuhan dan tetap berpusat pada murid.
Asesmen diagnostik adalah asesmen awal pembelajaran.
Referensi:
- Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
- Heritage, Margaret. (2013). Gathering Evidence of Student Understanding. SAGE handbook of research on classroom assessment, 179-195.
Halo ibu dan bapak, salam dan Bahagia
Pada video sebelumnya ibu dan
bapak telah mempelajari asesmen as, for dan of learning. Sekarang mari kita sama-sama
memahami lebih dalam mengenai metode asesmen. Untuk memulai pembahasan kita
akan memulainya dari cerita berikut, kita coba bayangkan ada dua murid yaitu
Bastian dan Since, keduanya sama-sama kelas 5, keduanya sama-sama belajar mata
pelajaran yang sama yaitu topik mengenai puisi. Sewaktu ujian akhir tertulis
nilai Bastian lebih kecil daripada Since akan tetapi ternyata saat diminta
untuk membuat puisi yang baik Bastian lebih unggul daripada Since. Menurut ibu
bapak bagaimana seharusnya guru menyikapi hal tersebut. Ibu-bapak tentu tahu
bahwa asesmen harus disesuaikan dengan kompetensi dan tujuan belajar murid. Asesmen
harus dirancang secara adil proporsional valid dan dapat dipercaya atau
reliable. Untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang
langkah selanjutnya, dalam pembelajaran paradigma baru guru diharapkan bisa melakukan
asesmen yang berorientasi pada proses bukan sebatas hasil akhir saja.
Terdapat tiga pendekatan asesmen
yang bisa diterapkan sesuai kebutuhan yaitu:
·
asesmen diagnostic
·
assessment formatif dan
·
asesmen summative
Asesmen diagnostik dilakukan
terlebih dahulu di setiap awal pembelajaran atau memasuki topik baru untuk
mengetahui kapasitas murid dikelas. Kemudian dilanjutkan dengan asesmen
formatif yang lebih terintegrasi dengan proses pembelajaran yang lebih mampu
melibatkan dan melihat kemajuan belajar murid yang lebih mendalam, misalnya
melalui penilaian diri atau self assessment, penilaian antarteman atau peers
assessment dan refleksi metakognitif. Terakhir dilanjutkan dengan asesmen
sumatif yang pelaksanaannya diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian
hasil belajar. Asesmen dalam paradigma baru sendiri sangat ditekankan pada asesmen
belajar murid yang lebih komprehensif dan student centre. Dalam
pelaksanaan asesmen diagnostik formatif maupun sumatif kita bisa menggunakan
tiga teknik asesmen yang paling umum yaitu:
1. Teknik
observasi. Teknik asesmen observasi yaitu murid diamati secara berkala dalam
kurun waktu tertentu dengan fokus secara keseluruhan maupun individu misalnya
dalam mata pelajaran bahasa Inggris, guru melakukan observasi secara berkala
dalam kurun waktu satu bulan. Di dalam proses observasi tersebut, guru
mengamati bagaimana peningkatan kepercayaan diri murid dalam berbicara
menggunakan bahasa Inggris selama dalam kelas.
Teman-teman
gimana kalau tugas dari bu Ellen kita buat dalam bentuk drama…
2. Teknik
asesmen performa, dimana asesmen performa ini dapat berupa praktik seperti
presentasi pidato melakukan gerakan atau permainan dalam olahraga dan
sejenisnya lalu bisa juga menghasilkan produk misalnya berupa membuat karangan
puisi atau brosur. Selain itu bisa juga melakukan projek atau portfolio. Ibu
bapak bisa memberikan keleluasaan pada murid untuk menentukan hal seperti apa
yang bisa menjadi bukti kemajuan belajar mereka, sehingga produk yang
dihasilkan pun beragam dan sesuai dengan minat murid.
3. Tes
tertulis atau lisan, yang digunakan untuk menguji pengetahuan murid terhadap
suatu hal. Biasanya teknik ini digunakan hanya sebatas untuk menguji level
pengetahuan yang sifatnya lebih menghafal saja, padahal sebenarnya asesmen ini
juga dapat digunakan untuk menguji level pemahaman murid dengan mengajak mereka
merefleksikan suatu konsep dan mengaitkannya terhadap kehidupan sehari-hari
melalui studi kasus.
Dalam melakukan asesmen tentu
saja akan ada beberapa instrumen yang diperlukan dalam prosesnya:
1. Instrumen
rubrik yaitu sebuah panduan yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian murid dengan menggunakan rubrik skor tertentu. Ada 3 indikator, setiap
indikator dibuat masing-masing empat katagori capaian, kemudian masing-masing
kategori capaian diisi dengan kriterianya. Kriteria-kriteria inilah yang
menjadi panduan guru dalam menilai capaian murid.
2. Instrumen
checklist, yang berupa daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau
elemen yang dituju, misalnya saat kita meminta murid untuk melakukan storytelling
dikelas lalu guru atau murid bisa menilai dengan mengisi lembar checklist
untuk penilaian.
3. Instrumen
catatan anecdotal, merupakan catatan singkat hasil observasi pada murid. Catatan
bisa difokuskan pada performa dan perilaku murid yang penting, disertai latar
belakang kejadian dan hasil analisis dari observasi yang telah dilakukan. Contohnya
saat murid-murid sedang aktif berdiskusi di dalam kelompok tentang suatu materi.
Guru bisa membuat catatan anekdotal siapa murid yang aktif, pasif atau lainnya.
4. Lembar
pengamatan. Lembar amatan berisi catatan perkembangan kompetensi murid dalam
sebuah mata pelajaran tertentu.
Itulah tadi empat instrumen
asesmen yang bisa ibu bapak gunakan agar asesmen lebih bermakna, yang juga
perlu sama-sama kita ketahui bahwa pelaku asesmen sendiri tidak harus selalu
guru, tetapi murid menilai diri sendiri, murid menilai murid sesuai atau lintas
jenjang seperti murid kelas 6 menilai murid kelas 4 dan 5. Atau bisa
memberdayakan staff sekolah dan orangtua untuk menjadi tim penilai. Bisa
digunakan salah satu atau bisa dipadukan.
Nah itu tadi ya ibu bapak guru
beberapa hal terkait metode asesme. Setelah mengikuti kelas ini kita jadi tahu
bahwa dengan pembelajaran paradigma baru asesmen harus lebih mampu mengakomodir
keseluruhan proses belajar murid sesuai kebutuhan. Pastinya sekarang sudah
lebih siap dong untuk menerapkan asesmen proses belajar murid yang lebih
bermakna.
Salam dan bahagia ibu dan bapak
guru hebat, sampai jumpa …………
Format Asesmen
Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberikan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Asesmen juga diharapkan dapat berfokus pada proses belajar yang lebih bermakna, bukan hanya sekadar menghafal. Untuk itu pelaksanaan asesmen pun perlu dilakukan dengan format yang tepat. Video kali ini akan membahas format asesmen tradisional dan alternatif beserta karakteristiknya masing-masing. Dengan begitu guru dapat menggunakan kedua format asesmen tersebut sesuai kebutuhan.
Sumber:
Dikli, Semire. 2003. Assessment at a distance: Traditional vs. Alternative Assessments. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 2(3), 13-19.
Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Halo ibu dan bapak, salam dan
bahagia .
Pada video sebelumnya, ibu bapak
guru telah bersama-sama mempelajari metode asesmen. Kali ini ibu bapak akan
saya ajak untuk lanjut memahami lebih dalam mengenai format asesmen. Jika ibu bapak
ingat bagaimana reaksi murid-murid di kelas saat mendengar kalimat “anak-anak
besok kita ulangan ya”, pasti banyak murid yang merespon kalimat itu dengan
perasaan cemas, khawatir dan biasanya murid-murid akan lebih fokus menghafal
daripada memahami. Kira-kira mengapa ya dalam format asesmen yang selama ini
berjalan seringkali murid terjebak sekadar menghafal, padahal seharusnya murid
bisa lebih diarahkan untuk proses belajar yang lebih bermakna seperti
merenungkan, merefleksikan, menganalisis dan menghubungkan pengetahuan dengan
fenomena yang ada disekitar.
Berdasarkan formatnya, asesmen
sendiri bisa kita klasifikasikan ke dalam dua hal yaitu:
1. asesmen
tradisional
2. asesmen
alternatif
Kira-kira apa saja perbedaannya
mana yang lebih baik untuk digunakan. Asesmen tradisional sendiri merupakan
format asesmen yang paling umum digunakan. Beberapa bentuk asesmen tradisional
adalah tes pilihan ganda, tes benar atau salah, soal isian pendek dan esai. Kelemahan
dari asesmen tradisional adalah terbatas dalam menerjemahkan ketercapaian
kompetensi pada capaian pembelajaran murid, yaitu hanya sebatas pada
pengetahuan saja dalam waktu itu juga. Seperti pada tes benar salah, tentu ibu
bapak akan bingung untuk mencari tahu apakah murid yang mampu menjawab dengan
benar karena benar-benar paham atau karena faktor keberuntungan saja. Nah tipe
tes benar salah ini sebenarnya mirip juga dengan tipe soal pilihan ganda dan
isian pendek. Tes benar salah, pilihan ganda atau isian pendek ini cocok untuk recalling
pemahaman murid terhadap materi yang sudah diajarkan dengan cepat, tetapi
kurang tepat untuk mengukur pemahaman mendalam atas apa yang sudah murid
pelajari sebelumnya. Sebenarnya kita tetap bisa menggunakannya secara lebih
optimal untuk mengukur pemahaman murid misalnya dengan tetap menggunakan
pilihan ganda, tetapi bentuk soalnya dibuat lebih panjang dan bisa menggunakan
soal-soal yang bersifat analitik. Berikutnya ada tipe tes essay, secara
implementasi essay sendiri lebih optimal dalam melihat kemajuan belajar murid
karena bisa dibuat untuk uji kemampuan analisis, melihat keterkaitan dan
merefleksi murid atas materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam menerapkan
essay sebagai alat asesmen, ibu bapak bisa membuat penilaian secara objektif
dengan rubrik seperti yang telah di singgung di video sebelumnya.
Berikutnya kita akan berkenalan
dengan format asesmen alternatif dan beberapa alat tes yang bisa kita gunakan. Asesmen
alternatif ini sendiri lebih mampu mengakomodir hal-hal yang kurang bisa diukur
lewat asesmen tradisional. Beberapa alat asesmen yang bisa digunakan dalam
asesmen alternatif adalah tes melalui pertanyaan terbuka, bermain peran,
demonstrasi, praktik langsung, eksperimen projek dan portfolio. Portofolio
terdiri dari karya murid yang menampilkan penguasaan keterampilan tugas dan
ekspresi atas suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya guru bisa
membuatkan suatu template jurnal atau diary untuk setiap murid, lalu murid
diwajibkan untuk mengisi jurnal atau diary setiap selesai pembelajaran. Di
dalamnya guru meminta setiap murid untuk melakukan refleksi terkait …….
Diakhir pembelajaran atau
semester, guru bisa melihat seluruh konten dan rangkaian jurnal atau diary dari
setiap murid untuk ditarik penilaian berdasarkan rubrik dan kriteria tertentu
yang telah ibu-bapak tentukan sebelumnya. Projek dapat kita definisikan sebagai
proses yang mampu menunjukkan kemampuan murid dalam mengolah seluruh
pengetahuan yang telah mereka miliki kedalam suatu hal yang lebih konkret,
seperti karya atau kegiatan. Penugasan melalui projek bisa secara individual
atau kelompok. Dalam pembelajaran paradigma baru sendiri tujuan dari penilaian
melalui projek adalah untuk membuat pelajaran menjadi lebih kontekstual dan
sekaligus untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah setiap murid. Bisa melalui
pembelajaran dikelas oleh masing-masing guru mata pelajaran atau melalui
berbagai projek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah. Beberapa
penugasan projek yang bisa diberikan pada murid seperti pengembangan rencana,
karya seni, proposal penelitian dan presentasi multimedia. Lalu diakhir projek,
guru bisa memberikan penilaian secara individu maupun kelompok. Di dalam
implementasi format asesmen alternatif, proses belajar murid mesti dilihat dari
banyak sisi bukan semata-mata tahu dan paham pengetahuannya seperti apa,
melainkan lebih bisa dikembangkan lagi misalnya mencari tahu kemampuan
mengaplikasikan suatu pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari, refleksi
murid terhadap pengetahuan yang telah dipelajari dan sebagainya. Oleh karenanya
disisi lain penerapan asesmen alternatif sendiri menuntut komitmen ibu-bapak
dalam mengevaluasi ketercapaian kompetensi pada capaian pembelajaran setiap
murid.
Jika kita bandingkan ibu bapak
lebih memilih format asesmen tradisional atau alternatif? secara umum tentu sebaiknya
kita mampu menggunakan kedua format asesmen sesuai kebutuhan. Asesmen
alternatif walau di sisi lain terkesan lebih merepotkan ini tentu lebih mampu
mendokumentasikan kemajuan belajar murid yang lebih berorientasi pada proses
bukan hasil saja, ada penilaian sikap, perilaku, pengaplikasian pemahaman
mendalam dan aspek lainnya yang lebih menyeluruh dan lengkap. Sedangkan format
asesmen tradisional bisa digunakan untuk mengukur kemampuan murid dalam waktu
yang relatif singkat, namun hanya sebatas kemampuan di level pengetahuan dan
pemahaman saja seperti kuis pilihan ganda setelah pembelajaran atau validasi
akhir.
Bagaimana ibu bapak guru sekarang
mestinya sudah lebih siap untuk mulai membuat asesmen yang lebih bermakna bagi
murid-murid di sekolah ya?
Selamat bekerja Ibu dan Bapak Guru
hebat, salam dan bahagia ……….
Latihan Pemahaman
Refleksi
Kurikulum dan Asesmen
Salah satu tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan informasi apakah tujuan pembelajaran telah dicapai dengan baik dan strategi apa yang bisa dilakukan untuk menjadikannya lebih baik lagi.
Tujuan pembelajaran ini tentunya berkaitan dengan kompetensi yang diharapkan pada kurikulum. Video ini akan membahas bagaimana melibatkan murid secara aktif dalam pelaksanaan asesmen. Dengan begitu murid terlibat sepenuhnya dalam merancang rencana belajar, memantau proses belajarnya, dan melakukan refleksi atas proses yang dijalaninya.
Sumber:
- Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Pembelajaran dengan Paradigma Baru. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
- Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ibu bapak guru salam dan Bahagia..
Apa kabar? Semoga senantiasa
sehat dan prima ya.. Kita akan berjumpa
lagi bersama modul memahami asesmen. Kali ini kita akan membahas topik asesmen
dan kurikulum.
Ibu-bapak guru kita mulai dengan
membahas sejenak peran asesmen dalam implementasi kurikulum di kelas, kita
pahami kembali bahwa dalam pembelajaran paradigma baru asesmen berperan
memberikan informasi bagi para pendidik, murid dan orangtua. Secara khusus asesmen
digunakan untuk menentukan strategi pembelajaran selanjutnya dan pada
gilirannya akan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Oleh karena itu ibu
bapak guru asesmen bisa diselenggarakan di kelas secara multi arah. Asesmen bisa
dilakukan dari guru ke murid antar murid ataupun peers assessment maupun
penilaian diri yang dilakukan secara mandiri oleh murid maupun guru. Dengan
demikian asesmen yang dilakukan dikelas bukan hanya memberikan data
perkembangan belajar murid tetapi juga upaya menstimulasi pola berfikir
bertumbuh untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Pilihan waktu dan
asesmen dipilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Ibu bapak guru lantas bagaimana
keterikatan antara capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran dan asesmen. Kita
segarkan kembali ingatan kita yuk, capaian pembelajaran adalah kompetensi dan
karakter yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu. Capaian pembelajaran ini kemudian diturunkan kedalam alur
tujuan pembelajaran yang memuat berbagai tujuan pembelajaran. Nah salah satu
tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan informasi apakah tujuan pembelajaran
telah tercapai dengan baik dan strategi apa yang bisa dilakukan untuk
menjadikannya lebih baik lagi. Kemudian karena murid adalah pusat pembelajaran,
bagaimana ibu bapak guru melakukan asesmen yang dibuatkan murid secara aktif? Di
kelas kita bisa menerapkan berbagai cara misalnya ibu bapak guru bisa mengajak
murid melakukan asesmen mandiri atau self assessment dan asesmen antar
teman atau peers assessment. Kedua cara asesmen ini dilakukan oleh murid
untuk melihat apakah rencana belajarnya berproses dengan baik.
Salah satu contoh asesmen mandiri
yang sederhana adalah tabel checklist rencana dan capaian, artinya murid tahu
benar apa yang akan mereka pelajari dalam kurun waktu tertentu. Ibu bapak guru
dapat mendiskusikan tujuan pembelajaran dan indikatornya dikelas. Tabel dibuat
murid pada awal pembelajaran untuk diisi selama masa pembelajaran berlangsung
dan ketika pembelajaran berakhir. Ibu bapak bisa melihat pada kolom capaian ada
angka 1, 2, 3, dan 4. Ini hanya contoh, murid bisa membuat variasi sendiri
misalnya dengan huruf atau dengan skala yang lain. Pada contoh ini angka 1,
berarti kurang, 2 berarti cukup, 3 lebih baik dan empat sangat baik. Pada
bagian akhir tabel checklist murid akan menuliskan yang sudah kupahami, yang
belum kupahami, yang harus kulakukan untuk meningkatkan belajarku. Dengan
asesmen mandiri ini murid terlibat sepenuhnya dalam rancang rencana belajar
memantau proses belajarnya dan melakukan refleksi atau evaluasi mandiri atas
proses yang dijalaninya. Melalui asesmen mandiri murid juga menemukan kekuatan
dan kelemahannya kemudian mencari cara untuk mencapai tujuan pembelajarannya
dengan lebih baik.
Ibu dan bapak guru peers assessment
atau penilaian antarteman juga bisa melibatkan murid secara aktif. Salah satu
cara yang bisa dicoba adalah memberikan umpan balik kepada pendapat atau hasil
karya teman ketika salah satu murid melakukan presentasi murid yang lain
menyimak dan membuat catatan. Setelah itu mereka bisa menyampaikan umpan balik
yang berkaitan dengan kekuatan, hal yang bisa diperlihatkan dan pertanyaan
berkaitan dengan materi atau karya yang dipresentasikan penilaian antarteman
ini bisa dilakukan secara terbuka atau tanpa nama.
Ibu bapak guru bisa menyesuaikan
dengan kondisi kelas masing-masing dengan demikian tujuan pembelajaran yang
ditetapkan pada awal menjadi milik bersama, bukan hanya menjadi milik ibu bapak
guru, tetapi juga menjadi milik murid di kelas, karena mereka turut memantau
ketercapaian tujuan pembelajaran yang mereka jalani. Tunggu-tunggu…
ketercapaian tujuan pembelajaran? Apa kriteria menentukan bahwa tujuan
pembelajaran telah tercapai. Ibu-bapak guru dalam pembelajaran paradigma baru
ibu-bapak guru menggunakan alur tujuan dan dan modul ajar yang berbeda-beda,
dengan demikian kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pun berbeda-beda. Kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran ini diturunkan dari indikator asesmen, yang
mencerminkan ketercapaian kompetensi pada tujuan pembelajaran, fungsinya adalah
merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat penguasaan
kompetensi murid agar murid dapat memperbaiki proses pembelajarannya dan pada
saat yang sama guru dapat menentukan intervensi pembelajaran yang sesuai. Yang
perlu menjadi catatan penting ibu-bapak guru, kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran tidak menjadi standar minimum yang harus dicapai setiap murid. Setiap
murid mungkin berada pada kriteria pencapaian yang berbeda artinya kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran merupakan sumber informasi atau data bagi guru
untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian pembelajaran sesuai kondisi murid.
Bagaimana ibu bapak guru, apakah
ada hal baru yang diperoleh melalui materi kali ini?
Semoga ibu bapak guru mendapatkan
pesan kunci bahwa asesmen merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi.
Apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik asesmen bisa dilakukan dengan
melibatkan murid secara aktif melalui asesmen mandiri dan asesmen antar teman.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran di satuan pendidikan bisa
berbeda-beda dan tidak menjadi standar minimum yang harus dicapai murid.
Demikian materi kita kali ini ibu
bapak guru, sampai jumpa dalam materi berikutnya.
Salam dan bahagia ……….
Komentar
Posting Komentar