Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila Modul 8: Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila Dalam Pembelajaran

 Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila

 Modul 8: Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran
 

Profil Pelajar Pancasila Dalam Pembelajaran

Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran (Part 1)

Untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, ke-6 dimensi dalam profil ini harus terintegrasi dalam program-program kurikulum dan dibangun secara konsisten dalam diri setiap pelajar Indonesia.


Video ini membahas posisi Profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum nasional serta strategi untuk mengintegrasikannya ke dalam program kurikulum di satuan pendidikan.


Referensi:

SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru…

Selamat datang di modul pembelajaran dan profil pelajar Pancasila. Setelah belajar lebih dalam mengenai dimensi profil pelajar Pancasila, kali ini kita akan belajar tentang bagaimana profil pelajar Pancasila terintegrasi dalam setiap pembelajaran yang dilakukan.

Ibu dan bapak guru, Ki Hajar Dewantara berpesan, didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya, dengan begitu pendidikan seharusnya dapat membantu murid beradaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan yang akan dihadapinya kelak. Cara-cara belajar yang dulu kita terapkan bisa jadi kini tidak relevan dengan kebutuhan dan karakteristik murid. Pendidikan perlu bersifat dinamis, kita perlu menyesuaikan pembelajaran di kelas agar murid-murid kita kelak mampu menjawab tantangan perubahan abad 21 namun memiliki nilai-nilai khas yang menunjukkan jati diri sebagai pelajar Indonesia. Inilah salah satu urgency dirumuskannya profil pelajar Pancasila seperti yang kita pelajari di awal topik ini.

Dalam penyusunan kurikulum profil pelajar Pancasila akan menjadi luaran yang ingin dicapai dari hasil pendidikan bisa disebut luaran jangka panjang atau long term outcomes. George Fosner dalam bukunya analyzing the curriculum membagi luaran kurikulum menjadi dua yaitu luaran jangka pendek dan luaran jangka panjang dua orang jangka pendek. Biasanya berupa standar capaian pembelajaran yang diraih setelah murid mengikuti kegiatan belajar atau mata pelajaran dalam kurikulum luaran jangka pendek ini tertuang dalam capaian pembelajaran atau kompetensi inti dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013 sedangkan luaran jangka panjang mengutip dari bukunya Posner, adalah apa yang siswa ingat dan dapat mereka lakukan dengan pengetahuan mereka setelah hal-hal spesifik dari mata pelajaran sudah mereka tidak ingat lagi sikap mereka terhadap materi pelajaran. Tentu saja luaran jangka panjang inilah yang paling berarti. Jika merujuk pada istilah yang digunakan Ki Hajar Dewantara, luaran jangka pendek adalah bunga dari pendidikan, sedangkan luaran jangka panjang adalah buahnya. Tapi buah tidak akan berbentuk tanpa bunga. Begitu juga profil pelajar Pancasila tidak akan terbentuk tanpa luaran jangka pendek yang kuat. Pertumbuhan tanaman untuk sampai menghasilkan buah dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari kondisi media tanam, cuaca, air, nutrisi, kualitas benih dan sebagainya. Kita dapat berupaya mengontrol beberapa faktor seperti menyediakan media tanam yang sesuai, menyiraminya dengan air yang cukup dan memberi pupuk. Tapi tidak semua faktor dapat kita kendalikan, misalnya faktor cuaca. Begitu pula dengan pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi luaran kurikulum tidak semua dapat dikendalikan oleh pengajaran dan pendidikan. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan di sekolah hanya bagian dari kualitas tumbuh kembang murid, namun yang sebagian ini harus dirancang dan dikelola dengan sangat baik agar hasilnya menjadi optimal. Ki Hajar Dewantara juga menekankan bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak cukup, pelajar perlu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Dimana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, artinya hanya mengandalkan proses belajar-mengajar dalam program intrakurikuler saja tidak cukup.

Keenam dimensi dalam profil ini terintegrasi dalam program-program kurikulum dan perlu dibangun secara konsisten dalam diri setiap pelajar Indonesia setidaknya melalui tiga cara.

1.       sebagai mata pelajaran sehari-hari dalam kegiatan di kelas

2.       Sebagai Project penguatan profil pelajar Pancasila

3.       Sebagai penguatan melalui kegiatan ekstra kurikuler

Melalui ketiga cara ini murid akan mendapatkan pengalaman belajar yang beragam untuk membangun dan menguatkan dimensi profil pelajar Pancasila. Jadi setelah satuan pendidikan guru dan pembina ekskul merancang strategi pengajaran. Lakukan identifikasi dimensi mana yang akan dibangun atau dikembangkan pada pembelajaran tersebut. Ketiga cara tadi bukan merupakan pilihan melainkan hal yang perlu kita penuhi agar profil pelajar Pancasila dapat dibangun dan dikembangkan dalam diri setiap individu pelajar secara efektif. Namun bukan berarti seluruh dimensi profil pelajar Pancasila harus tercapai di kelas Ibu dan Bapak di akhir tahun ajaran. Ingat kembali alur perkembangan dimensi pada setiap fase yang kita pelajari di modul-modul sebelumnya. Jika merunut kembali ke pernyataan dari poster dan Ki Hajar Dewantara, maka alur perkembangan ini dapat kita anggap sebagai luaran jangka pendek untuk membentuk profil pelajar Pancasila yang utuh.

Ibu dan bapak guru, profil pelajar Pancasila dirancang dengan merujuk kepada karakter mulia bangsa Indonesia yang ingin diwujudkan, juga merujuk pada kemampuan dan karakter yang perlu dimiliki pelajar Indonesia dalam menjawab tantangan abad 21. Pelajar yang dimaksud adalah representasi seluruh individu yang belajar. Jadi profil ini tidak hanya untuk murid kita tapi juga untuk kita sebagai guru yang terus belajar. Untuk dapat menghidupkannya dalam berbagai kegiatan pendidikan sehari-hari, seluruh penyelenggara pendidikan perlu memahami profil pelajar Pancasila secara mendalam termasuk makna dari setiap dimensinya beserta tahap-tahap perkembangannya.

Selamat belajar dan berproses menjadi pelajar Pancasila bersama murid-muridnya ya Ibu dan Bapak

Salam dan bahagia ………

Profil Pelajar Pancasila Dalam Pembelajaran (part 2)

Cara pertama untuk membangun Profil Pelajar Pancasila secara konsisten dalam diri murid adalah melalui pengalaman belajar yang murid terima setiap harinya di sekolah.


Video ini membahas bagaimana rancangan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan pengalaman belajar yang bervariasi dapat mendorong perkembangan ke-6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.


Referensi:

SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru, pada video kali ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai bagaimana posisi profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran.

Pada dasarnya profil pelajar Pancasila merupakan elaborasi dari tujuan pendidikan nasional. Posisi profil pelajar Pancasila dalam kebijakan nasional adalah sebagai rujukan untuk perancangan standar kompetensi lulusan atau SKL.

Bu Memey adalah guru Seni Rupa SMA Sri Rezeki, untuk membantu murid mencapai tujuan pembelajaran pada fase E, Ibu Memey memutuskan menggunakan buku panduan seni rupa untuk guru SMA SMK Kelas 10 yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek dan menggunakan berbagai sumber belajar lainnya termasuk lingkungan sekitar sekolah. Bu Memey akan meminta murid-murid membuat jurnal visual dengan langkah yang pertama memilih satu lokasi di luar kelas mereka yang dianggap menarik, kedua mengamati hal-hal yang dilihat didengar dan dirasakan di tempat tersebut selama 30 menit. Dan yang ketiga mendokumentasikan hal-hal yang dilihat didengar dan dirasakan di buku atau di kertas yang sudah disiapkan dengan metode mencatat dan menggambar. Dalam melaksanakan langkah 1, 2 dan 3 maka secara tidak langsung Ibu Memey memfasilitasi murid untuk mengembangkan dimensi berpikir kritis dalam profil pelajar Pancasila, tepatnya elemen memperoleh dan memproses informasi dan gagasan. Pada fase E, murid secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan informasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber, kemudian memprioritaskan suatu gagasan yang paling relevan dari hasil klarifikasi dan analisis.

Ketiga langkah diatas juga merupakan implementasi dimensi kreatif pada elemen menghasilkan gagasan original yaitu pada fase E, murid belajar menghasilkan gagasan yang beragam untuk mengekspresikan pikiran dan atau perasaannya. Pada fase E, murid mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan atau perasaannya dalam bentuk karya dan atau Tindakan. Langkah keempat yang dilakukan adalah menuliskan alasan memilih dan membentuk karya dan atau tindakan serta melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya dalam jurnal. Langkah ini merupakan implementasi elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir pada dimensi berpikir kritis, dimana pada fase E, murid diharapkan dapat menjelaskan alasan untuk mendukung pemikirannya dan memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan mengubah pemikirannya jika diperlukan.

Apa yang dilakukan oleh ibu Memey adalah salah satu contoh bagi kita semua Bagaimana memfasilitasi murid mengembangkan berbagai elemen dalam dimensi profil pelajar Pancasila di kelas-kelas kita. Rancanglah pembelajaran yang berpusat pada murid, kontekstual serta sesuai dengan keadaan dan kebutuhan murid. Setelah itu, identifikasi dimensi profil yang bisa dikembangkan. Tidak usah memaksakan memuat semua dimensi dalam satu kegiatan pembelajaran. Namun ibu dan bapak guru bisa mengusahakan menyentuh semua dimensi di sepanjang tahun pembelajaran, misalnya salah satu tujuan pembelajaran menguatkan dimensi mandiri dengan Project individu. Tujuan pembelajaran lain dapat menguatkan dimensi gotong royong dengan Project berkelompok. Hal ini juga memberi variasi bagi pengalaman belajar murid.

Profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan untuk menyusun prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen. Prinsip pembelajaran merupakan panduan tentang pengalaman belajar seperti apa yang perlu dilalui oleh murid dalam mempelajari topik tertentu. Sebagai elaborasi dan pendidikan nasional, profil pelajar Pancasila sebenarnya merupakan tujuan yang bisa dicapai langkah-demi-langkah. Salah satu caranya adalah dengan menyusun strategi pedagogis sehari-hari, misalnya melalui prinsip pembelajaran asessmen, pendisiplinan yang positif, manajemen kelas, membangun suasana belajar bahkan cara kita berkomunikasi dan merespon murid. Proses ini sebagaimana dikatakan Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembiasaan fase-fase untuk setiap dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila juga dapat berguna sebagai referensi.

Satuan pendidikan dapat merancang pembelajaran dan membangun budaya sekolah yang mendukung pengembangan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan bagi guru, orang tua dan semua pemangku kepentingan dalam bekerjasama mengembangkan kompetensi murid pada fase tertentu.

Ibu dan bapak guru kita perut selalu ingat bahwa fase perkembangan yang digambarkan dalam dimensi profil pelajar Pancasila tidak dapat mentah-mentah dijadikan satu-satunya panduan. Kita harus selalu ingat bahwa setiap anak unik dan memiliki laju tumbuh kembang masing-masing.

Selamat mendampingi tumbuhnya para pelajar Pancasila ibu dan bapak guru hebat

Salam dan bahagia ……….

Latihan Pemahaman


Refleksi

Apa pengalaman belajar yang paling berkesan bagi Ibu/Bapak Guru? Dari pengalaman belajar tersebut kira-kira kemampuan apa yang Ibu/Bapak dapatkan?


 Profil Pelajar Pancasila Dalam Projek Penguatan Pancasila

Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran projek penguatan pancasila

Pembelajaran berbasis projek memberikan murid pengalaman belajar yang memberikan pemahaman yang menyeluruh, eksploratif, serta kontekstual. Video ini membahas mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan gambaran besar bagaimana projek ini dijalankan di satuan pendidikan.


Referensi:

Tim Penyusun. Naskah Akademik Profil Pelajar Pancasila (Rev 01-11-2021). 2020. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Ristek.

Salam dan bahagia, pada video sebelumnya Ibu dan bapak guru telah bersama-sama mempelajari profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran intrakurikuler. Sekarang Ibu dan bapak guru akan saya ajak untuk lanjut memahami lebih dalam mengenai Projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Apakah ibu dan bapak selalu menghubungkan pengetahuan yang dipelajari murid di kelas dengan lingkungan sekitarnya? Bagaimana ibu dan bapak melakukannya? tentu saja penting bagi setiap murid memahami bagaimana pengetahuan yang mereka pelajari di sekolah bisa bermanfaat untuk kehidupan mereka sehari-hari. Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan kita semua pernah menekankan pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Alam tempat kita hidup terus berubah dari waktu ke waktu, perkembangan teknologi, berbagai gejala alam dan sosial yang muncul akan mempengaruhi bagaimana kita hidup. Oleh karenanya apa yang dipelajari oleh murid disekolah harus juga relevan dengan hal tersebut karena sejatinya apa yang dipelajari oleh murid di sekolah adalah bekal bagi mereka menjalani kehidupan, dengan kata lain pembelajaran harus mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh, holistic, berpusat pada peserta didik, eksploratif dan tentunya kontekstual dengan zaman.

Lalu bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut? tentu saja wajib bagi kita untuk melakukan pembelajaran di kelas dengan mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan lingkungan sekitarnya tetapi bukan hanya itu Ibu bapak pun dapat melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila di setiap sekolah tempat ibu bapak bertugas.

Saat kita berbicara projek penguatan profil pelajar Pancasila, kita perlu memahami Bagaimana pembelajaran ini dijalankan. Dalam Projek penguatan profil pelajar Pancasila, murid belajar mengamati dan membangun empati terhadap lingkungan sekitarnya, kemudian memikirkan kontribusi yang dapat dilakukan sebagai murid terhadap permasalahan disekitarnya. Projek penguatan profil pelajar pancasila dirancang sebagai pembelajaran berbasis projek atau Project based learning. Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila. Dalam pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila berbasis projek, satuan pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal yang penting untuk mencapai tujuan yang sesuai harapan.

1.       Kita harus memastikan bahwa pembelajaran berbasis projek disusun secara kontekstual relevan dan sesuai kebutuhan dengan fase setiap perkembangan murid yang menjadi target pembelajaran. Satuan pendidikan perlu memperhatikan kondisi lingkungan dan budaya lokal setempat Selain itu harus juga memperhatikan tema-tema projek yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud dan muatan elemen profil pelajar Pancasila yang ingin ditanamkan pada murid walaupun dengan tema projek yang sama belum tentu implementasi di setiap sekolah akan sama.

2.       Tantangan dan kesulitan dalam menjalankan pembelajaran berbasis projek perlu menjadi perhatian bersama.

Dalam praktiknya pembelajaran berbasis projek bukanlah hal yang sederhana. Oleh karena itu satuan pendidikan dengan pemerintah bisa berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan lainnya seperti masyarakat, orangtua murid, komite sekolah agar pelaksanaan projek bisa lebih kolaboratif dan melibatkan komitmen dari banyak pihak secara optimal. Satuan pendidikan harus proaktif mengkomunikasikan kebutuhan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu disadari bersama bahwa pembelajaran berbasis projek memiliki peranan penting dalam tercapainya profil pelajar Pancasila secara lebih optimal. Kedudukannya sebagai pembelajaran tak kalah penting dari pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, seperti yang sudah kita pelajari pada modul-modul dimensi profil pelajar Pancasila, setiap dimensi memiliki alur perkembangan yang diharapkan muncul di setiap fase alur perkembangan ini merupakan luaran jangka pendek untuk mewujudkan luaran jangka panjang yaitu keenam profil pelajar Pancasila yang berkembang secara matang pada diri murid. Sebagai contoh suatu hari ibu bapak akan menjalankan pembelajaran berbasis projek di sekolah dasar dengan masalah utama terkait kondisi alam yang sering banjir dan memiliki banyak sampah tema yang diangkat adalah perubahan iklim global. Tentunya pembelajaran berbasis projek antara kelas 1, 2, 3, 4 dan 5, 6 akan berbeda-beda. Misalnya pada kelas 1 dan 2 jenis kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah gerakan membangun kebun sekolah, lalu pada kelas 3, 4 jenis kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah membuat buku cerita dengan tema mencintai alam dengan lebih baik. Kemudian pada kelas 5, 6 jenis kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah membuat kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan misalnya membuat kampanye cara pencegahan kebakaran hutan atau banjir. Aktivitas pembelajaran yang dibuat berbeda-beda di setiap fasenya bertujuan agar pembelajaran bisa lebih kontekstual dengan fase perkembangan setiap murid yang berbeda.

Itulah tadi beberapa uraian yang terkait dengan bagaimana projek penguatan profil pelajar Pancasila diimplementasikan di sekolah. Untuk lebih detail mengenai pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila, Ibu bapak bisa mempelajarinya pada video-video dalam topik Projek penguatan profil pelajar Pancasila ya.

Selamat belajar dan berkreasi, ibu dan bapak guru hebat

Salam dan bahagia …………

Latihan Pemahaman

Refleksi

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru…

Selamat datang di modul pembelajaran dan profil pelajar Pancasila. Tidak terasa ya kita telah sampai pada materi terakhir di topik ini. Sebagai materi penutup kita akan membahas mengenai peranan pembelajaran ekstrakurikuler pada profil pelajar Pancasila.

Sebelum masuk lebih dalam, saya mau cerita pengalaman saya dulu ketika masa orientasi sekolah. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika sesi dimana para senior mempresentasikan atau mendemonstrasikan ekskul yang ada di sekolah. Semua ekstra kurikuler yang ada disekolah pun tampil kemudian sayapun memilih salah satu ekskul yang saya minati dan mengikuti rangkaian penerimaan anggota baru. Saya masih ingat rasanya menunggu jadwal ekskul karena bisa berkumpul dengan teman dan melakukan kegiatan yang saya senangi. Apakah Ibu bapak pernah mengalami hal yang sama seperti saya? Bagaimana dengan sekolah Ibu bapak? Apakah program ekstrakurikulernya sudah mengakomodir minat dan potensi murid? Sebenarnya apa sih tujuan kegiatan ekstra kurikuler? Kita cek lagi yuk.

Menurut Permendikbud No 62 tahun 2014, kegiatan ekstra kurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Wah ada kata tujuan pendidikan nasional, seperti yang sudah kita pelajari di materi-materi sebelumnya, profil pelajar Pancasila merupakan elaborasi tujuan pendidikan nasional artinya kegiatan ekstra kurikuler harus bisa mendukung penguatan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila.

Prinsip kegiatan ekstra kurikuler pilihan adalah partisipasi aktif dan menyenangkan. Hal ini jadi menguntungkan lho bagi para pembina ekskul karena jika kita lihat kegiatan ekstra kurikuler secara tidak langsung sudah sesuai dengan minat murid pilihan mereka sendiri dan juga menyenangkan berbeda dengan intrakurikuler. Dimana kita bisa saja menemukan anak yang semangat di pelajaran bahasa namun terlihat kurang berminat di pelajaran IPA. Dengan perencanaan kegiatan dan strategi yang matang, program ekstra kurikuler bisa lebih dari sekedar kegiatan eksplorasi, penyaluran minat dan potensi anak di bidang tertentu, tapi juga mengembangkan dimensi profil pelajar Pancasila. Mulai dari murid, kebebasan memilih extrakurikuler saja sebenarnya sudah melatih elemen pemahaman diri dan situasi yang dihadapi pada dimensi mandiri.

Kegiatan ekstra kurikuler memberi kesempatan murid untuk berkegiatan sesuai minatnya dan bersosialisasi dalam kelompok dengan minat yang sama. Dalam extrakurikuler pun ada jadwal rutin yang perlu diikuti bahkan bisa saja ada kegiatan-kegiatan tambahan diluar jadwal rutin sehingga murid belajar untuk disiplin terhadap rutinitas dan membuat prioritas. Hal ini dapat melatih murid untuk menyeimbangkan aktivitas dalam tujuan menjaga kesehatan fisik, mental dan spiritual. Ini merupakan bagian dari dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Pada jenjang SMP keatas biasanya murid sudah dilibatkan dalam kepengurusan organisasi dan diberikan peran serta tanggungjawab. Hal-hal seperti ini tentunya dapat menguatkan dimensi bergotong-royong dan dimensi mandiri. Ketika murid berlatih berorganisasi dalam kepengurusan extrakurikuler, mereka akan memiliki pengalaman bekerja sama dengan teman-temannya yang berbeda, bukan yang biasa ditemui di kelas. Mereka belajar menghadapi perbedaan perspektif juga konflik, hal ini akan menguatkan dimensi berkebhinekaan global. Berorganisasi juga akan memperkaya pengalaman murid untuk menerima berbagai gagasan, mengemukakan pendapat serta berdiskusi untuk mencari alternatif solusi dari permasalahan yang dihadapi organisasi, misalnya permasalahan jumlah anggota baru, dana kegiatan dan sebagainya. Murid juga belajar mengambil atau menerima keputusan yang didasarkan pada tujuan bersama, yaitu tujuan dari ekskul tersebut. Pengalaman-pengalaman seperti ini tentunya akan menguatkan dimensi bernalar kritis dan kreatif pada diri murid.

Sekarang kita coba gali lebih beberapa contoh pengembangan dimensi dalam ekstrakurikuler Pramuka yuk. Kegiatan-kegiatan pramuka dirancang untuk menguatkan nilai atau yang dikenal dengan Dasadarma Pramuka. Jika kita baca kembali, Dasadarma Pramuka ini sangat relevan dengan elemen-elemen dalam profil pelajar Pancasila, sehingga ragam aktivitas yang bertujuan untuk penguatan nilai Pramuka secara tidak langsung akan juga menguatkan dimensi profil pelajar Pancasila pada murid. Kegiatan ekstra kurikuler juga pasti akan menghasilkan karya, tindakan atau aksi, misal karya tulis dalam ekskul madding, aksi berargumen dalam ekskul debat, aksi kekompakan dan koreografi berbaris pada ekskul Paskibra, aksi bermain dalam ekskul basket dan lain-lain. Hal ini dapat melatih murid mengeksplorasi dan mengekspresikan sesuatu dalam bentuk karya dan mengapresiasi pencapaian ekstrakurikulernya. Hal ini akan menguatkan dimensi kreatif para murid. Selain hal-hal yang tadi disampaikan, pada kegiatan ekstra kurikuler bisa saja ada elemen yang lebih dominan karena konten dari ekskul tersebut, misalnya elemen akhlak kepada alam dalam ekstrakurikuler pecinta alam, elemen akhlak beragama dalam ekstrakurikuler kerohanian dan sebagainya. Jika pembina ekskul berasal dari luar sekolah maka kepala sekolah wajib mensosialisasikan peran dari program ekstrakurikuler dalam tujuan pendidikan nasional kepada pembinanya. Selain hal-hal yang sudah kita bahas, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat membantu murid menemukan minat untuk dunia profesionalnya kelak, misal berminat pada bidang jurnalistik setelah bereksplorasi di ekskul pers sekolah atau berminat pada bidang IT karena mendapatkan pengalaman yang berkesan di ekskul robotic.

Pengalaman murid diluar program intrakurikuler dapat membantu murid mengidentifikasi kekuatan serta tantangan yang dapat dikaitkan dengan konteks masa depannya. Hal ini sangat berkaitan dengan perkembangan dimensi mandiri. Ibu dan bapak guru, profil pelajar Pancasila terbentuk dari pembiasaan yang konsisten mulai dari jenjang PAUD sampai SMA. Apa yang mempelajari dalam modul ini adalah bagaimana luaran jangka pendek dalam program kurikulum yang diselenggarakan dapat membentuk profil pelajar Pancasila yang utuh.

Ibu Bapak sudah belajar teorinya sekarang tinggal aksi kolaborasinya, karena membentuk profil pelajar Pancasila tidak bisa dilakukan sendiri tapi membutuhkan kolaborasi seluruh penyelenggara pendidikan, orangtua juga murid.

Selamat berproses dan berkolaborasi ibu dan bapak guru hebat

Salam dan bahagia ………..

Latihan Pemahaman


Refleksi

Pengalaman ekstrakurikuler apa yang paling berkesan bagi Ibu/Bapak Guru? Kemampuan apa yang berkembang saat Ibu/Bapak terlibat dalam ekskul tersebut?


Komentar