Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila Modul 7: Dimensi Kreatif Dimensi Kreatif
Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Kreatif
Dimensi Kreatif
Video ini memberikan gambaran murid yang sudah memiliki dimensi kreatif dalam dirinya. Materi dikemas dalam bentuk keseharian murid untuk memudahkan Ibu dan Bapak Guru memahami harapan dari dimensi ini.
Dalam video ini, kita juga akan mengenal 3 elemen kunci dari dimensi kreatif.
Referensi:
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
Salam dan bahagia ibu dan bapak
guru
Selamat datang di modul dimensi
kreatif. Pada video ini kita akan melihat harapan dari perwujudan dimensi
kreatif pada murid-murid kita termasuk di dalamnya elemen-elemen yang mempengaruhi
perkembangan dimensi ini. Mari kita simak keseharian proses belajar dikelas.
Wah seru banget ya tugas akhir
semester kali ini
Bwanget.. kelompok kita
mengambil topik apa, gimana kalau soal kemerdekaan Indonesia?
tapi cerita kemerdekaan itu
apa nggak bikin mereka bosan ya. Menurutku lebih seru topik kedua yang melihat
peran Indonesia di mata dunia
usul Daya menarik juga sih, Swasti
Kenapa kamu pilih topik yang pertama nah kayaknya topi itu lebih dekat dan
familiar dan menurutku mereka perlu kenal dulu sejarah bangsa sebelum bicara
soal global,,, ia enggak sih
Setuju sama swasti tapi aku
juga setuju sama Daya soal kita perlu mengubahnya biar menarik dan tidak
membosankan gehh
Di YouTube aku pernah lihat
kartun animasi tentang pelajaran SD tadinya kupikir ide ini bisa mengenalkan
budaya-budaya dari luar negeri. Tapi betul juga ya kata swasti nanti adik-adik
malah makin jauh dasamas sejarah kita mungkin kita bisa adaptasi di Acara
Pembelajaran YouTube itu dengan beberapa penyesuaian.
Adikku pernah cerita
pengalaman dia di kelas tentang gurunya yang ngajar pakai boneka tangan untuk
bercerita. Walaupun dia sudah kelas 5 menurutnya pengalaman itu seru banget, mungkin
kita bisa memodifikasi keduanya
mmm….gimana kalau kita
gabungin aja kedua ide tadi kita bisa rancang pertunjukan drama yang memakai
berbagai barang untuk penunjang cerita kita bisa pakai boneka kardus dan
barang-barang lain kita bertiga bisa saling berbagi peran juga
setuju
Ide bisa datang dari mana saja
pelajar yang kreatif menggunakan ide dan pengalaman sebagai bahan baku untuk
menghasilkan gagasan yang original.
Hari pertunjukan semakin dekat
kita harus menyelesaikan semua properti yang dibutuhkan weh
Aku sudah membawa beberapa
kardus, dasi Pramuka dan alat-alat untuk berkarya
Aku kemarin kepikiran bagaimana
kalau pas pertunjukan kita pakai efek-efek suara juga misalnya saat memerankan
adegan Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi, aku bisa menambahkan efek suara
dari dua bilah bambu dari balik layer. Kita juga bisa cari bahan-bahan yang
bisa menimbulkan efek seperti suara mesin jahit untuk adegan Ibu Fatmawati
menjahit bendera merah putih.
Wah idemu keren sekali Sat
Justru itu kan membantu penonton menghayati adegan yang akan kita bawakan
Penampilan kita nantikan untuk
memperkenalkan nama-nama tokoh di Proklamasi Kemerdekaan. Gimana kalau setiap
tokoh kita beri ciri khusus misalnya peci hitam untuk Bung Karno, kacamata
untuk Bung Hatta, kerudung putih untuk Ibu Fatmawati dan tokoh-tokoh lain.
Aku setuju ciri khas tokoh
bisa membantu anak-anak SD mengingat nama dan peran yang dilakukan tokoh
tersebut dalam peristiwa proklamasi. Sebagai pelajar kreatif kami memiliki
kemampuan untuk menerjemahkan ide-ide dalam kepala menjadi sebuah karya atau Tindakan,
agar dipahami oleh orang lain.
Demikianlah kisah proklamasi
kemerdekaan negara kita, para tokoh yang tadi kami ceritakan lewat pertunjukan
punya peran penting loh di dalamnya.
Semoga lewat pertunjukan ini
adik-adik bisa lebih mengingat nama dan peran para tokoh itu bagi kemerdekaan
kita. Terima itu sudah menyaksikan pertunjukan kami
Sekarang kami akan memberikan
beberapa pertanyaan untuk kalian apakah semua membawa alat tulis dan kertas?
Tidaakkk..
Oh begitu ya…. Oke bentar ya
kakak-kakak berdiskusi dulu
Gimana dong kalau ditanya satu-satu
pasti akan lama sekali nggak mungkin juga minta mereka menjawab bersamaan
Baiknya gimana ya Ge
Ah pakai permainan Samson dan
Delila itu loh yang pernah Pak Toto mainin di kelas kita buat aja kuisnya jadi
bentuk permainan semua pertanyaan kita ubah menjadi bentuk. Siapa nama tokohnya
aku paham karena tadi kita sudah punya simbol untuk setiap tokoh nasional
gimana kalau kita manfaatkan simbol itu
Kalau jawabannya Bung Karno
anak-anak membuat gerakan peci dikepala kalau jawabannya Bung Hatta mereka
membuat gerakan kacamata
Oke kalau begitu Sekarang kita
minta mereka membentuk sebuah lingkaran besar sebelum memutar badan dan
memperagakan simbol Salah satu tokoh untuk menjawab pertanyaan kita.
Rencana yang sudah
dipersiapkan dengan matang sekalipun selalu memiliki kemungkinan berubah karena
berbagai faktor pelajar kreatif selalu siap dengan perubahan karena mereka
punya keluasan berpikir dalam mencari solusi permasalahan.
Wah ternyata dimensi kreatif
bahkan bisa diterapkan untuk berbagai mata pelajaran ya, seperti yang ketiga
tokoh lakukan di tugas akhir pelajaran sejarah tadi merancang dan mengeksekusi
tugasnya para tokoh menerapkan ketiga elemen dalam dimensi kreatif. Berpikir
kreatif adalah proses berpikir yang memunculkan gagasan baru dan
pertanyaan-pertanyaan. Keluarga, guru dan sekolah memiliki peranan penting
dalam mendorong pelajar Indonesia memaksimalkan proses berpikir kreatifnya. Untuk
menghasilkan gagasan yang orisinal, pelajar Indonesia perlu memiliki beragam
pengalaman dan pengetahuan. Kemampuan mengembangkan gagasan ini juga erat kaitannya
dengan pengalaman, emosi dan kemampuan refleksi. Lingkungan yang mendukung dan
mengapresiasi lontaran ide serta memberi ruang bagi anak untuk bertanya dan
mengkritisi banyak hal adalah faktor penting. Bayangkan..bila sejak jenjang
PAUD anak-anak memiliki kebebasan untuk bertanya melontar keliaran ide dan
gagasan-gagasannya. Seiring perkembangan kemampuan bernalar nya mereka akan
bertumbuh menjadi pelajar yang berani melontar ide dan gagasan sesuai konteks
persoalan yang dihadapi. Selain berani melontar ide dan gagasan pelajar yang
kreatif juga mampu mengkomunikasikannya dalam wujud tindakan dan karya nyata. Pelajar
yang kreatif juga memiliki keberanian mengambil resiko saat menerjemahkan ide
dan gagasannya. Keutuhan pemikiran pelajar yang kreatif juga membuatnya mampu
mempertimbangkan dampak-dampak yang mungkin terjadi. Pelajar yang kreatif
memiliki kemampuan untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang.
Dengan demikian langkah yang diambil tak hanya terpaku pada satu hal saja, pada
akhirnya saat menghadapi permasalahan, pelajar kreatif mampu bereksperimen
dengan berbagai pilihan yang dimiliki dan menjalani yang terbaik. Mewujudkan
pelajar yang kreatif perlu proses panjang dan harus dimulai sedini mungkin. Banyak
pembiasaan dan hal kecil yang dapat Ibu dan Bapak lakukan di kelas. Mengapresiasi
lontaran ide yang disampaikan, menantang murid untuk mencipta sesuatu dari
bahan yang terbatas, memberi mereka ruang untuk banyak bertanya dan mengkritisi
hal yang dilihat adalah beberapa contoh tindakan yang bisa dimulai saat ini di
ruang kelas Ibu dan Bapak.
Selamat berkreasi ibu dan bapak
guru hebat, salam dan bahagia …….
Latihan Pemahaman
Refleksi
Bagaimana pemahaman Ibu/Bapak Guru tentang 'kreatif' sebelum dan setelah menyimak video ini?
Elemen menghasilkan gagasan yang orisinal
Pelajar yang kreatif mampu menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal. Kemampuan ini tumbuh seiring dengan stimulus-stimulus yang ia dapatkan. Video ini membahas ragam strategi yang dapat guru terapkan dalam pelajaran untuk menumbuhkan kreatifitas murid.
Materi juga dilengkapi dengan tahapan perkembangan elemen untuk membantu guru memberikan stimulus yang tepat sesuai fase murid.
Referensi:
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
Salam dan bahagia ibu dan bapak
guru, pada video kali ini kita akan membahas elemen pertama dari dimensi
kreatif yaitu elemen menghasilkan gagasan yang orisinal.
Elemen ini berkaitan dengan
dimensi bernalar kritis tepatnya pada kemampuan murid untuk mengajukan
pertanyaan mengidentifikasi, mengklarifikasi, mengolah informasi dan gagasan. Apakah
gagasan atau ide yang paling berkesan yang pernah diutarakan murid Ibu bapak di
kelas atau sebaliknya justru murid menghadapi kesulitan jika diminta mengeluarkan
ide-ide baru.
Jika iya kira-kira mengapa ya Ibu
dan Bapak dalam berkreasi secara orisinil ternyata dibutuhkan keberanian untuk
mengambil resiko, stimulus seperti apa yang sudah kita berikan agar murid
berani mengambil risiko dalam berkreasi? Dimensi kreatif menumbuhkan gagasan
atau ide orisinal dari murid baik gagasan sederhana sampai dengan yang kompleks.
Perkembangan ini berkaitan dengan perasaan, emosi, pengalaman dan pengetahuan
yang didapatkan murid sepanjang hidupnya. Kemampuan berpikir kreatif membuat pelajar
Indonesia mampu mengklasifikasi dan mempertanyakan banyak hal. Diantaranya
melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan
yang ada, mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi
persoalan dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
Elemen ini mengembangkan
kemampuan murid menghasilkan gagasan untuk mengekspresikan pikiran dan atau
perasaannya. Mari kita simak alur perkembangan elemen ini dalam setiap jenjang
dan contoh pembelajarannya di dalam kelas.
Pada jenjang PAUD anak diharapkan
dapat menggabungkan beberapa gagasan menjadi ide sederhana, imajinatif dan
bermakna. Agar bisa menghasilkan gagasan, murid perlu diberikan ruang berkreasi.
Selain balok, barang bekas apa
saja yang bisa kita gunakan kembali?
pakai kaleng Bu
kalau saya punya banyak bekas
susu
Kira-kira bisa dibuat jadi apa
ya kaleng susu dus bekas dan bungkus makanan?
Jadi menara Bu
Caranya bagaimana?
Tumpuk keatas biar tinggi
Gagasan membuat menara dari
barang bekas muncul karena guru memberikan ruang berimajinasi jika guru sudah
menentukan karya apa yang akan dibuat dan cara membuatnya maka murid tidak
mendapat stimulus untuk berfikir kreatif. Cara ini bisa ibu dan bapak terapkan
dalam semua jenjang dengan menyesuaikan fase murid pada akhir jenjang SD murid
diharapkan mampu mengembangkan gagasan yang dimiliki untuk membuat kombinasi
hal yang baru dan imajinatif, misalnya saat pembelajaran bahasa Indonesia murid
belajar mengambil nilai-nilai dari puisi yang dibacanya murid kemudian
mendapatkan gagasan bahwa puisi bisa dipakai sebagai media bercerita. Gagasan
tersebut kemudian murid kembangkan untuk hal yang lain. Saat diberikan tugas IPAS
untuk menceritakan budaya di daerahnya murid pun menggunakan puisi sebagai
medianya. Gagasan tersebut bisa distimulasi karena murid diberikan kebebasan
dalam mengekspresikan tugasnya di sekolah. Cara ini bisa Ibu dan bapak terapkan
juga dalam jenjang yang lain.
Pada jenjang SMP murid diharapkan
dapat menghubungkan gagasan yang dimiliki dengan informasi atau gagasan baru,
kemudian mampu menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif. Misalnya
saat pembelajaran IPS, guru dan murid mendiskusikan permasalahan banjir di
daerahnya saat musim penghujan dating. Murid kemudian diajak melakukan
penelusuran cara-cara pencegahan banjir yang dilakukan daerah lain, kemudian
guru memberikan ruang untuk mendiskusikan solusi banjir di daerahnya. Hasilnya
murid pun diminta menghasilkan gagasan baru tentang cara mencegah banjir yang
sesuai dengan kondisi daerahnya. Gagasan ini dapat dikembangkan secara
imajinatif menjadi sebuah karya infografis, model tiga dimensi, video dan
lain-lain sesuai minat murid. Pada contoh ini guru mengajak murid
mengeksplorasi gagasan yang sudah ada untuk dikembangkan dan dikombinasikan
menjadi gagasan baru.
Pada jenjang SMA atau SMK, murid
diharapkan ini mampu menghasilkan gagasan yang beragam serta memikirkan segala
resikonya. Murid mampu mempertimbangkan dari berbagai perspektif seperti etika
dan nilai kemanusiaan ketika gagasan tersebut direalisasikan. Contohnya murid
mempelajari perubahan sosial akibat kecanduan gawai di lingkungan sekolah pada
pelajaran sosiologi. Murid menyimpulkan bahwa salah satu dampaknya adalah
kurangnya interaksi sosial saat jam istirahat serta mereka cenderung kurang
bergerak karena sibuk dengan gawai nya. Dari kesimpulan ini murid kemudian
mengusulkan ada gerakan hari tanpa gawai. Dihari itu murid dan guru bisa
melakukan berbagai aktivitas bersama yang tidak menggunakan gawai, seperti
bermain basket, board game, diskusi buku dan lain-lain. Sebelum gagasan
ini dieksekusi murid diajak mempertimbangkan gagasannya dari berbagai
perspektif misalnya dari sisi peraturan sekolah, dari perspektif para guru juga
dari minat teman-temannya yang beragam. Pada jenjang ini murid dapat dilatih
memberikan gagasan yang tidak hanya berdampak pada dirinya tapi juga
lingkungannya, sehingga kita bisa memantik mereka berfikir tentang gagasannya
dari berbagai perspektif. Kgiatan ini juga akan menguatkan dimensi
berkebhinekaan global mereka, termasuk ketika murid memiliki gagasan tentang
rencana masa depannya. Kita bisa mengajak mereka untuk memikirkan resiko bagi
dirinya, keluarga dan hal lainnya.
Contoh-contoh pembelajaran pada
semua jenjang tadi semuanya memiliki kesamaan yaitu murid diberikan ruang
bereksplorasi dengan idenya sendiri. Hindari mengarahkan murid untuk
menghasilkan tugas yang seragam kita bisa menetapkan kriteria sesuai kompetensi
capaian pembelajaran dan level kognitifnya, namun dengan tetap memberikan
keleluasaan untuk murid, mengembangkan tugas dengan caranya sendiri. Saat murid
mengalami kesulitan kita berperan sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan
agar murid bisa menghasilkan gagasan, misalnya dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan pengalaman atau
pengetahuan murid. Dengan begitu murid dapat menghasilkan gagasan dan hasil
belajar yang beragam sesuai dengan kreativitas dan minatnya masing-masing. Pada
akhirnya stimulus tidak lagi datang hanya dari guru tapi juga dari
teman-temannya.
Pelajar Indonesia yang kreatif
adalah pelajar yang mampu menggunakan imajinasi dan pengalamannya dalam
berkreasi mulai dari berkreasi untuk mengembangkan diri, menemukan kebahagiaan
hingga memecahkan berbagai persoalan.
Selamat belajar Ibu dan bapak
guru hebat, salam dan bahagia ……….
Think-Pair-Share/Start (Berpikir-Berpasangan-Berbagi/Mulai)
Alur Perkembangan Elemen Menghasilkan Gagasan yang Orisinal
Elemen Menghasilkan Karya dan Tindakan yang Orisinal
Pelajar yang kreatif juga mampu merealisasikan gagasan menjadi karya dan tindakan yang orisinal. Untuk itu, murid perlu ditumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian untuk menghasilkan karya atau tindakan.
Video ini membahas ragam strategi yang dapat guru terapkan dalam pelajaran untuk menumbuhkan kreatifitas murid. Materi juga dilengkapi dengan tahapan perkembangan elemen untuk membantu guru memberikan stimulus yang tepat sesuai fase murid.
Referensi:
Tim Penyusun. Naskah Akademik Profil Pelajar Pancasila (Rev 01-11-2021). 2020. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Ristek.
Salam dan Bahagia, Ibu dan bapak
guru, selamat datang di modul dimensi kreatif.
Setelah kita mempelajari
penerapan elemen-elemen dimensi kreatif serta cara menghasilkan gagasan yang
orisinal, kali ini mari kita mempelajari elemen menghasilkan karya dan tindakan
yang orisinal.
Baiklah barusan kita membahas
tentang sumber daya tak terbarukan, sekarang seperti kesepakatan minggu lalu,
hari ini kalian akan mempresentasikan ide untuk Festival Kampung pesisir dengan
memanfaatkan sumberdaya di sekitar pesisir. Kelompok siapa yang mau memulai?
Saya Bu
Terima kasih inisiatifnya,
silakan Satya dan kelompoknya
Ohiya festival kan biasanya
diisi dengan gerai makanan jadi sumber daya alam yang akan kami manfaatkan
adalah ikan laut kami suka masak. Jadi kami sudah coba beberapa resep ikan di
internet kreatif sekali Satya berarti kalian telah membuat karya sesuai minat
yaitu memasak bahkan memanfaatkan bahan-bahan lokal baik kelompok siapa
berikutnya
kami Bu
karena di festival biasanya
ada musik kelompok kami ingin membuat alat musik dengan mendaur ulang sampah
Wah menarik Kenapa kalian
memilih sampah sebagai bahan bakunya
Apa hubungannya dengan pesisir
karena kami sedih sekali melihat pantai kita banyak sampahnya Bu waktu belajar
ekosistem kita akan belajar bahwa sampah ini merusak ekosistem laut Jadi kami
terpikir untuk menjadikannya barang berguna
Ide bagus apa ada kesulitan
yang kalian hadapi?
Kami membuat beberapa
alternatif alat musik ada kaleng yang dirangkai jadi kerincingan ada juga
botol-botol yang disusun jadi alat perkusi. Ketika kami coba ternyata botol
yang diisi hal berbeda bunyinya pun berbeda-beda.
Terima kasih idennya kelompok Daya,
kalian menggunakan cara pandang berbeda mengenai sumber daya yang bisa kita
temukan. Nah siapa berikutnya? Ibu tak sabar ingin mendengarkan ide kreatif
lain dari kalian.
Ibu dan bapak guru sekalian dari
ilustrasi tadi kita bisa melihat ruangan kelas yang memberikan ruang untuk
menghasilkan karya kreatif. Bu Martha memberi sebuah tema besar kemudian murid
diberikan keleluasaan dalam memilih bentuk karya yang ingin dihasilkan. Banyak
hal yang bisa mendorong terbentuknya karya dan tindakan kreatif bisa karena
minat dan kesukaan seseorang pada suatu hal, dan hal tersebut digunakan untuk
mengembangkan diri, menemukan kebahagiaan atau bahkan memecahkan berbagai
persoalan, seperti yang dilakukan Satya, membuat karya sesuai dengan hobinya
yaitu memasak. Tak berhenti sampai situ ketika berproses Satya mengevaluasi
masakannya. Apakah bahan yang ia gunakan mudah didapatkan? Apakah sudah sesuai
tema yaitu memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar? Di sini Bu Martha
menangkap hal tersebut dan mengapresiasi kejelian Satya dalam menguji ulang
karyanya.
Karya dan tindakan kreatif juga
bisa dicetuskan oleh emosi yang dirasakan seperti Daya yang sedih melihat
banyaknya sampah kemudian memutuskan untuk mendaur ulang sampah tersebut
menjadi barang yang bermanfaat. Tak lupa Bu Martha juga berpikiran terbuka atas
ide yang dilontarkan murid. Ketika Daya menyampaikan bahwa ia menggunakan
sampah padahal tugasnya adalah sumberdaya pesisir, alih-alih menolak Bu Martha
menanyakan terlebih dulu apa yang mendasari daya memilih bahan baku tersebut. Ternyata
dalam hal ini ide daya justru sangat menarik karena dia memilih pendekatan
berbeda dalam menerjemahkan sumberdaya berani mengambil risiko dalam berkreasi
dan menyempurnakan Ide ini adalah salah satu ciri utama dari pelajar kreatif. Dari
cerita pelajar kita tadi kita bisa melihat bahwa pelajar kreatif mengapresiasi
keindahan dan menggunakan berbagai hal di lingkungannya seperti kekayaan alam
dan keragaman kultural untuk mengubah atau menciptakan sesuatu.
Elemen menghasilkan karya dan
tindakan yang orisinal dapat diterapkan untuk semua kegiatan pembelajaran, baik
di kelas maupun ekstra kurikuler. Lalu bagaimana alur perkembangan yang
diharapkan? seperti apa contoh penerapannya?
Murid pada jenjang PAUD dapat
diajak mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran maupun perasaannya dalam
bentuk karya ataupun tindakan sederhana, misalnya saat pelajaran olah tubuh
minta murid berimajinasi menjadi hewan yang mereka sukai dan mengikuti
perilakunya. Mereka bisa saja berekspresi dengan cara berlari seperti kijang,
melompat seperti katak atau mengaum seperti singa. Tidak lupa ajak mereka untuk
mengapresiasi karya dan tindakan yang dihasilkan ya Ibu dan bapak guru.
Pada jenjang SD perkembangan
bertahap mulai dengan mengeksplorasi dan berekspresi sesuai dengan minat dan kesukaannya
hingga di akhir fase ia mampu mengapresiasi dan mengkritik karya dan tindakan
yang dihasilkan. Untuk melihatnya, Ibu dan bapak guru dapat membuat pameran
sederhana dari hasil pembelajaran dikelas, misalnya membuat presentasi dari
peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pelajaran sejarah. Bentuk
presentasi tersebut bisa macam-macam bentuknya, bisa berupa diagram diorama
atau barangkali animasi kemudian minta murid menuliskan kesan yang mereka
rasakan ketika melihat karya mereka kembali maupun karya teman-temannya, minta
mereka mencatat apa saja hal yang sudah bagus dan mana yang masih bisa
dikembangkan.
Di jenjang SMP kemampuan murid
meningkat hingga ia dapat mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampaknya bagi
orang lain. Ccontohnya seperti yang dilakukan Satya dan Daya di cerita awal
tadi. Ibu dan bapak guru bisa mengasah kemampuan ini dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kritis yang memungkinkan murid mengevaluasi kembali karya
atau tindakan yang dibuat.
Menginjak jenjang SMA
perkembangan murid sudah lebih jauh lagi. Setelah menghasilkan karya atau
melakukan tindakan ia mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak serta
resikonya bagi diri dan lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif,
misalnya dalam mata pelajaran sosiologi, ibu dan bapak guru dapat mengajak
murid melakukan proyek kelompok dengan tema menggali perubahan sosial akibat
kecanduan gadget disekolahnya. Hasil proyek tersebut bisa berupa misalnya
gerakan sehari tanpa gadget. Jangan lupa mau fasilitasi mereka untuk
mengevaluasi proyek tersebut dengan memikirkan dampaknya secara pribadi maupun
umum.
Sebagai pendidik ibu dan bapak
guru memiliki peran penting dalam mendorong murid memaksimalkan proses
kreatifnya. Hindarilah instruksi yang bersifat tertutup atau kaku misalnya
menyuruh semua murid erjakan hal yang sama dengan cara yang sama, atau
memberikan tugas yang tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bukalah ruang
diskusi dan berperanlah sebagai fasilitator untuk memantik imajinasi murid. Dorong
mereka untuk mencoba berbagai alternatif pilihan serta mengevaluasi karya dan
tindakan mereka. Percayalah bahwa murid memiliki kemampuan untuk menghasilkan
karya dan tindakan dengan kemampuan mereka sendiri.
Bagaimana ibu dan bapak guru,
Apakah sudah mendapat gambaran bagaimana sih mendorong murid untuk menghasilkan
karya dan tindakan yang orisinal?
Selamat berproses ibu dan bapak
guru hebat, salam dan bahagia …….
Alur Perkembangan Elemen Menghasilkan Karya dan Tindakan yang Orisinal
Elemen Memiliki Keluwesan Berpikir dan Mencari Alternatif Solusi Permasalahan
Jika rencana awalnya tidak berjalan lancar, pelajar yang kreatif mampu mencari alternatif solusi. Oleh karena itu, murid perlu dilatih menghadapi kondisi yang berubah-ubah serta diberikan tantangan untuk menstimulus keluwesan berpikirnya.
Video ini membahas ragam strategi yang dapat guru terapkan dalam pelajaran untuk menumbuhkan keluwesan berpikir murid. Materi juga dilengkapi dengan tahapan perkembangan elemen untuk membantu guru memberikan stimulus yang tepat sesuai fase murid.
Referensi:
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
Salam dan bahagia ibu dan bapak
guru…
Selamat datang di materi terakhir
dalam dimensi kreatif yaitu elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan. Sebelumnya kita telah mengulas cara
menstimulasi murid agar mampu menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang
orisinal. Namun adakalanya tidak semua ide tersebut dapat terlaksana akibat
situasi yang tak memungkinkan. Elemen memiliki keluwesan berfikir akan
melengkapi karakter pelajar kreatif yaitu mampu bersikap adaptif dalam
memecahkan persoalan di berbagai situasi. Bagaimana menumbuhkan elemen tersebut
Melalui pembelajaran Mari kita simak bersama-sama kelanjutan Festival Kampung
pesisir dari video elemen sebelumnya.
Bu guru…
Sore Daya.. Bagaimana
pertunjukan musik hari pertama ini?
Saya sedih Bu, tadi pagi hanya
sedikit yang menonton..
Wow begitu ya, kira-kira
Kenapa penyebabnya ya? tapi Ibu bangga Daya sudah berani tampil dan tetap
bersemangat. Apa karena penonton bosan ya Bu?
Mungkin saja, kalau menurut Daya
penonton bosan apa yang bisa dilakukan agar mereka tertarik coba ingat-ingat
lagi penampilannya tadi.
Daya naik ke panggung memainkan
alat musik lalu turun panggung eh ah iya iya Bu, Daya sama sekali tidak
berinteraksi dengan penonton
Nah Daya bisa memperkaya
penampilan berupa interaksi tersebut tapi apa yang ingin disampaikan kepada
mereka
eh Daya jadi punya ide
penonton pasti ingin tahu mengapa Daya membuat alat musik dari barang bekas ya
Bu. Kalau begitu sebelum tampil Daya akan berkeliling membawa poster dan
menyelipkan dongeng di tengah pertunjukan
Menarik sekali inisiatifnya, semoga
rencanamu hari ini lancar ya
Ibu dan bapak guru situasi dalam
ilustrasi sebelumnya terasa familiar bukan? ada kalanya kita sudah membuat
perencanaan, lalu situasi berubah sehingga kita perlu menyesuaikan diri. Kita
menyaksikan daya awalnya kecewa, namun kemudian mampu mengemukakan ide baru
saat rencana utamanya menemui hambatan hal ini didukung oleh ibu Martha yang
memberikan ruang berdiskusi serta mengapresiasi pemikiran Daya. Apakah
pembelajaran saat ini sudah memberikan kesempatan pada murid agar
mengeksplorasi ide untuk solusi yang beragam? Mari kita bayangkan aliran air
yang melewati lereng perbukitan. Suatu ketika alirannya terhalang sebuah batu besar,
apa yang terjadi? Akankah alirannya berhenti? tentu tidak, air akan mencari
jalan agar dapat terus mengalir. Ya seperti itulah keluwesan berpikir. Murid
dapat bereksperimen dengan berbagai solusi jika belum berhasil ia akan mencari
alternatif lain dan mempertimbangkan risiko demi hasil yang lebih baik.
Terdapat beberapa indikator keluwesan
berpikir dalam profil pelajar Indonesia yaitu memiliki sensitifitas tinggi
sehingga mampu mengidentifikasi dan mencari solusi alternatif sebuah
permasalahan., bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif saat
menghadapi perubahan situasi, memahami bahwa ada beragam perspektif dan
pendapat berbeda terhadap sebuah permasalahan. Murid yang kurang mengembangkan
elemen kelosan berpikir dapat frustasi saat hadapi perubahan situasi karena
cara yang biasa ia lakukan menjadi sia-sia. Lalu bagaimana alur perkembangan
elemen keluwesan berpikir yang diharapkan disetiap jenjang? Seperti apa contoh
penerapannya.
Murid pada jenjang PAUD dapat
dilatih menentukan pilihan dari beberapa alternatif yang diberikan. Mereka
dipenuhi rasa ingin tahu sehingga wajar jika ingin mencoba segala hal. Dengan
memberikan pilihan, murid mengeksplorasi sebab-akibat dari aktivitas yang
dilakukan, misalnya murid bebas memilih alat dan bahan saat membuat prakarya
atau saat bermain bebas, guru dapat memberi alternatif aktivitas untuk
dilakukan bersama. Jika guru yang selalu menentukan apa yang akan dilakukan
murid dikhawatirkan kemampuan ini kurang berkembang. Beberapa murid awalnya
mungkin kesulitan. Berikan pemahaman bahwa adakalanya kondisi berbeda dari yang
biasanya. Ibu dan Bapak juga dapat memberikan contoh loh, misalnya dengan
menceritakan situasi disaat guru harus memilih alternatif dalam hal sehari-hari.
Pada jenjang SD alur perkembangan
secara bertahap dimulai dengan murid mengidentifikasi dan membandingkan gagasan
kreatif untuk menghadapi berbagai permasalahan. Di akhir fase murid berupaya
mencari solusi alternatif saat pendekatan yang diambil tidak berhasil. Berkembangnya
kemampuan ini dapat dilihat dari beberapa hal sederhana yang dilakukan murid,
misalnya guru dapat memberi kebebasan murid dalam memilih sumber bacaan. Ketika
mu tidak menemukan jawaban di salah satu sumber maka ia dapat menggunakan
referensi dari sumber alternatif lainnya. Untuk mendorong keluwesan berpikir
guru dapat memberikan stimulus dengan penugasan atau proyek individu. Ini akan
memberikan murid kesempatan untuk berlatih mencari tahu sendiri cara memecahkan
persoalan tertentu. Selain itu biasakanlah memantik diskusi atau tanya jawab di
kelas dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Untuk membiasakan murid terhadap
perubahan juga dapat kita lakukan melalui hal-hal sederhana, misalnya memindah-mindah
posisi duduk, penataan ruang kelas yang fleksibel, pengaturan kelompok yang
dinamis serta rutin mengadakan pembelajaran di luar ruangan.
Pada jenjang SMP kemampuan murid
meningkat sehingga ia mampu mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan balik untuk
membuat solusi alternatif, misalnya melalui proyek kelompok di pelajaran IPA. Murid
diajak membuat alternatif makanan untuk orang yang memiliki alergi pencernaan
seperti alergi tepung atau susu. Murid akan berlatih mengumpulkan informasi
bersama dari berbagai sumber lalu mendiskusikan dan menyusun tulisan
kolaboratif tentang solusi yang ditawarkan. Dengan diselingi diskusi murid
dapat saling memberi umpan balik dengan sesama teman atau guru sehingga
menemukan alternatif saat solusinya belum berhasil.
Murid pada jenjang SMA dapat
dilatih untuk bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif untuk
memodifikasi gagasan sesuai perubahan situasi. Proyek membuat alternatif
makanan di jenjang SMP dapat dikembangkan sebagai contoh penerapan pembelajaran
biologi dan ekonomi di jenjang SMA. Murid tak hanya membuat makanan alternatif,
tetapi juga menghasilkan contoh produk layak jual sekaligus memperhitungkan
harga dan cara memasarkannya di kantin. Atau Ibu dan Bapak ingin melatih murid
berani menyampaikan opini dan berpikir kreatif lewat cara yang berbeda?
Bagaimana jika murid diajak menulis script dengan topik tertentu untuk
kompetensi Stand Up Comedy dalam pelajaran bahasa Indonesia? pasti akan
menjadi pengalaman baru ya..
Nah Ibu dan Bapak Guru, pembelajaran
seperti apakah yang dapat mendorong murid untuk memiliki keluwesan berpikir
dalam mencari alternatif solusi permasalahan? secara umum dalam pembelajaran
tersebut sebaiknya guru, yang pertama meminimalkan dikte dan memberi ruang agar
murid mencoba sendiri, yang kedua memberi kebebasan dalam eksplorasi ide serta,
yang ketiga memberi apresiasi atas usaha dan ide-ide murid.
Ibu dan bapak tentu ingin
menanamkan kebiasaan berpikir kreatif pada murid sebagai bekal penting dalam
menjawab tantangan dunia bukan? Maka sejak dini kita perlu membangun paradigma
berorientasi pada penyelesaian masalah secara kreatif dan menyadari bahwa di
dalam proses pencarian solusi itulah murid dapat belajar.
Mari berproses bersama ibu dan
bapak guru hebat, salam dan bahagia ……..
Alur Perkembangan Elemen Memiliki Keluwesan Berpikir dan Mencari Alternatif Solusi Permasalahan
Latihan Pemahaman
Refleksi
Ceritakan pengalaman nyata Ibu/Bapak Guru yang termasuk dalam elemen dimensi kreatif (bisa tentang menghasilkan gagasan/karya/tindakan orisinal atau tentang keluwesan berpikir).
Komentar
Posting Komentar