Modul PMM Topik dan Pelatihan: Perencanaan Pembelajaran PAUD Modul 2: Refleksi dalam Pembelajaran PAUD Refleksi sebagai Bagian dari Pembelajaran PAUD
Modul PMM Topik dan Pelatihan: Perencanaan Pembelajaran PAUD
Refleksi sebagai Bagian dari Pembelajaran PAUD
Refleksi sebagai bagian dari pembelajaran di PAUD
Kegiatan refleksi perlu menjadi bagian dari pembelajaran sehari-hari. Melalui refleksi, murid dapat mengevaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kemajuan belajarnya sendiri. Video ini membahas strategi dalam melakukan refleksi di dalam kelas, cara memfasilitasi, serta contoh pertanyaan yang bisa diberikan pada jenjang PAUD.
Materi ini juga perlu dipelajari guru jenjang SD untuk memfasilitasi murid yang kemampuan refleksinya masih di tingkat PAUD.
Referensi:
- SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
- https://www.edutopia.org/pdfs/stw/edutopia-stw-replicatingPBL-21stCAcad-reflection-questions.pdf (Diunduh pada tanggal 7 September 2021).
Salam dan bahagia ibu dan bapak
guru…
Halo, Selamat datang di modul
refleksi dalam pembelajaran. Pada materi kali ini kita akan belajar bagaimana
kita bisa memfasilitasi murid untuk melakukan refleksi terhadap pembelajarannya.
Kegiatan refleksi erat kaitannya
dengan dimensi mandiri pada profil pelajar Pancasila. Murid melakukan refleksi
sebagaimana yang sudah direncanakan di modul ajar. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui, mengevaluasi dan mendapat wawasan dari kegiatan bermain, belajar
yang sudah dilakukan. Seringkali kita meragukan kemampuan murid PAUD. Mungkin
pernah terlintas dipikiran kita apa bisa murid PAUD melakukan refleksi? Ibu dan
bapak guru, percayalah murid PAUD juga bisa melakukan refleksi tentunya dengan
cara yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangannya.
Kegiatan refleksi anak usia dini
tidak hanya dilakukan secara verbal seperti bercerita, menyebutkan hal yang ia
senangi dan tidak senangi tetapi juga dengan cara nonverbal seperti menunjuk,
membuat jurnal, menggambar, mengangkat papan gambar dan lainnya. Membiasakan
kegiatan refleksi bersama anak usia dini akan membuat Ia belajar dari
pengalaman sebelumnya untuk pembelajaran selanjutnya. Mari kita ingat kembali
bahwa fase PAUD ini adalah fase pondasi, maka kita sesuaikan pertanyaan
refleksi dengan tahap perkembangan murid, tetapi sebelum itu kita lihat yuk
beberapa prinsip dalam membuat pertanyaan refleksi.
1. Berikanlah
pertanyaan lebih dalam daripada sekedar menanyakan agenda atau rutinitas,
seperti misalnya ibu dan bapak bertanya apa yang telah dipelajari hari ini,
kemudian murid menjawab “bermain membuat kasur dan kamar tidur” lalu setelah
itu selesai. Hindarilah bentuk pertanyaan seperti ini. Seharusnya tekanlah
pertanyaan terbuka sesuaikan ekspektasi kita sesuai dengan tahapan perkembangan
murid.
2. Hindarilah
ekspektasi seperti saya ingin murid bisa menjawab dengan kalimat panjang atau
Saya ingin murid bisa menjawab Langsung dengan tanpa arahan di tahap awal murid
melakukan refleksi, karena ini fase pondasi maka kita perlu membantu murid
dengan memberikan pertanyaan secara bertahap, lalu memberikan waktu untuk
mereka berpikir. Misalnya apa yang paling kamu sukai dari bermain mendesain
kamar di hari ini. Beri jeda, biarkan murid berpikir dahulu. Jika murid bisa
menjawab maka kita bisa lanjutkan dengan pertanyaan lainnya. Jika murid tidak
menjawab maka tidak apa-apa yang terpenting adalah mengajak berdialog secara
rutin.
Dengan menyadari dan memahami
prinsip diatas, maka kita bisa lebih rileks untuk menciptakan situasi refleksi
yang menyenangkan. Lalu bagaimana contoh pertanyaan yang tepat ibu dan bapak
guru dapat kembali melihat tujuan kegiatan bermain yang sudah dirancang di
modul ajar. Hal ini dilakukan agar kita bisa mengerucutkan jenis pertanyaan
untuk disesuaikan dengan kegiatan bermainnya. Mari kita lihat tujuan kegiatan
bermain yang sudah pernah kita rancang
Pertanyaan diatas dapat
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kegiatan bermain murid. Lalu kapan refleksi
dapat dilakukan? ibu dan bapak guru dapat mengajak murid melakukan refleksi
pada beberapa waktu, misalnya selama dan setelah kegiatan bermain belajar
dilaksanakan.
Berikut adalah dua contoh waktu
untuk melakukan refleksi, saat kegiatan bermain berlangsung. Pada saat murid
bermain kita bisa membuat dialog dengan murid.
Penutup, sediakanlah waktu untuk
kegiatan refleksi sebelum murid pulang. Tanyakanlah beberapa pertanyaan yang
sudah disusun, catat hasil refleksi murid untuk evaluasi kegiatan bermain
belajarnya.
Ibu dan Bapak terkadang disaat
kita sudah menyiapkan pertanyaan ternyata murid belum tentu dapat berefleksi.
Karena itu kita perlu tahu ragam cara untuk memfasilitasi murid agar dapat berefleksi.
Ragam caranya adalah Ibu dan bapak guru, mari kita ingat kembali materi posisi
kontrol yang pernah kita pelajari. Ciptakan Interaksi yang positif antara guru
dan murid dengan berada di posisi manajer, contohnya pada saat murid bercerita
kita tunjukan sikap antusias, mendengarkan, merespon dengan ramah dan tidak
menghakimi ceritanya. Selain pemosisian diri sebagai manajer, jalinlah emosi
yang kuat dengan melakukan pendekatan ke murid terutama saat bermain. Ambillah
peran sebagai teman bermainnya. Secara tidak langsung kita menyesuaikan diri
dengan level bermain murid. Kita bukan hanya menjadi guru tetapi juga temannya.
Jika ikatan emosi sudah kuat maka murid dapat bebas dan percaya diri dalam
mengungkapkan hasil refleksinya.
Pada jenjang PAUD terkadang kita
akan menemukan kondisi dimana murid tidak menjawab sama sekali semua pertanyaan
kita. Mungkin saja hal ini disebabkan bahwa murid sedang berkonsentrasi saat
bermain, karena kegiatan bermain buat murid merupakan kegiatan yang sangat
serius dan kita dianggap sebagai gangguan karena menginterupsi, pada kondisi
seperti ini sebaiknya kita tidak memaksa mereka untuk mengeluarkan hasil
refleksinya. Jika dipaksa murid tertekan dan tidak mau menjawab lagi. Jika
murid pada hari itu belum bisa mengeluarkan refleksinya tidak apa-apa, kita
bisa mencoba lagi di hari berikutnya. Pada praktiknya saat kelas sudah berjalan
kita akan mengenal kemampuan dan minat murid satu persatu. Jika pada saat
refleksi ada murid yang malu, takut tidak yakin menjawab dan lain lain kita
bisa memberikan pilihan lain agar murid dapat berefleksi. Beberapa caranya
adalah guru bisa menyediakan beberapa gambar perasaan. Jadi pada saat guru
menanyakan akan satu kegiatan ingin murid dapat mengangkat gambar perasaan yang
sesuai, untuk murid yang senang menggambar ajak mereka untuk menuangkan hasil
refleksinya melalui gambar, contohnya ajak murid untuk menggambar satu mainan
yang dia suka atau menggambar aktivitas atau kejadian yang dia sukai saat
bermain tadi. Gru juga bisa menyediakan potongan-potongan gambar yang berkaitan
dengan kegiatan bermain di hari ini, sehingga setiap murid bisa memilih
potongan gambar yang ia sukai dan ia tempel di jurnalnya ragam cara diatas pada
pelaksanaannya bisa digabung misalnya saat murid sudah memilih gambar yang
melambangkan perasaan kita ajukan pertanyaan.
Beberapa cara di atas boleh
dimodifikasi atau diubah sesuai dengan kebutuhan ibu dan bapak, jika kita sudah
berusaha tetapi belum ada yang bisa berefleksi kita bisa membantu dengan
menceritakan salah satu bentuk refleksi kita sendiri. Dengan memberikan contoh
refleksi guru murid mendapatkan gambaran sebenarnya, kegiatan refleksi ini
seperti apa. Aapa yang harus mereka utarakan dan situasi menjadi lebih rileks.
Mari kita kembali mengingat Apakah kegiatan refleksi pada pembelajaran sudah
biasa kita lakukan? jika belum dibagian manakah kita bisa memperbaiki dan tantangan
apa yang kita hadapi dalam praktek refleksi murid.
Semangat terus untuk belajar ya
ibu dan bapak guru hebat
Salam dan bahagia ……….
Latihan Pemahaman
Refleksi
Setelah mempelajari materi ini, saya menyadari beberapa tantangan yang akan dihadapi saat melakukan refleksi di PAUD, yaitu... Oleh karena itu, saya akan melakukan...
Komentar
Posting Komentar