Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila Modul 3: Dimensi Berkebhinekaan Global Elemen Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebhinekaan

 Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila

 Modul 3: Dimensi Berkebhinekaan Global
 

Elemen Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap 

Pengalaman Kebhinekaan

Elemen Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebinekaan

Kemampuan untuk merefleksikan pengalaman kebinekaannya membuat pelajar Indonesia terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda. Materi ini membahas harapan dan tahapan perkembangan elemen refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan di setiap fase murid.

 

Video juga dilengkapi dengan contoh-contoh pembelajaran di sekolah yang bisa guru kembangkan dan adaptasi di sekolah masing-masing.

 

Referensi:

SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka



Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru, kali ini kita akan mengulas elemen ketiga dari dimensi berkebhinekaan global yaitu refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebhinekaan.

Wow lihat pemain itu loncatnya tinggi sekali

Coba lihat anggota tim lainnya ada juga pengen tubuhnya pendek dan berkulit gelap, memang dia bisa loncat setinggi temannya tadi

Dalam sebuah tim bentuk fisik tidak harus sama loh.. coba lihat anggota tim lainnya

Oh iya tidak semua sama ya Yah, lihat ada yang menggunakan hijab. Bukannya untuk menjadi tim yang kompak semua harus serba sama Ya yah

Dalam sebuah tim setiap orang mempunyai perannya masing-masing tiap peran membutuhkan keterampilan yang berbeda sehingga bagaimanapun bentuk fisik tubuhnya yang penting adalah kemampuanmu untuk bermain dan bekerja sama dengan orang lain.

Nah kebetulan minggu depan ada selesai tim sepakbola di sekolah berarti kita tidak boleh membeda-bedakan ya Ayah asal mempunyai keterampilan yang baik, bukan begitu katanya

Ibu dan Bapak guru setelah belajar tentang mengenal dan menghargai budaya dan komunikasi dan interaksi antarbudaya kita melanjutkan klmn berikutnya yaitu refleksi dari semua pengalaman tersebut. Refleksi tentang keberagaman atau kebhinekaan itu penting, kebhinekaan tidak boleh menjadi hambatan dalam pergaulan. Dalam video pertandingan voli tadi misalnya bentuk fisik serta latar belakang agama atau suku setiap anggota tim berbeda. Perbedaan itu tidak menjadi penghalang karena setiap anggota tim sudah diatur perannya untuk mencapai tujuan bersama yaitu menjadi tim yang solid dan mampu mengupayakan kemenangan.

Elemen refleksi dan bertanggungjawab terhadap pengalaman kebhinekaan terdiri dari tiga sub elemen. Mari kita bahas satu persatu beserta alur perkembangan pada setiap jenjang pertama refleksi terhadap pengalaman kebhinekaan. Dalam kehidupan sehari-hari murid berinteraksi dengan teman yang beragam. Berinteraksi dengan teman yang berbeda merupakan pengalaman yang berharga pengalaman yang didapat dapat berupa pengalaman positif maupun negatif karena itu merefleksikan pengalaman kebhinekaan sangat penting sebagai bekal hidup bersama dalam kebhinekaan.

Pada jenjang PAUD murid diharapkan dapat menunjukkan kesadaran untuk menerima teman yang berbeda budaya dengan bermain bersama. Ddengan bermain bersama murid-murid dapat berbaur dan berinteraksi dengan temannya yang berbeda latar belakangnya.

Pada jenjang SD diharapkan dapat menyebutkan hal menarik yang telah dipelajari tentang orang lain dari interaksinya dengan Kemajemukan budaya di lingkungan sekolah dan rumah. Kita dapat meminta murid-murid untuk mengidentifikasi perbedaan disekitarnya. Dari hasil identifikasi mereka membuat kesimpulan mengenai perbedaan itu dan merefleksikan hal menarik yang dipelajarinya tentang keberagaman. Pada jenjang SMP murid diharapkan dapat merefleksikan secara kritis gambaran berbagai kelompok budaya yang ditemui dan cara meresponnya. Kita dapat mengajak murid-murid untuk berpendapat mengenai isu keberagaman dari studi Kasus yang sudah kita siapkan. Selain itu kita juga meminta mereka untuk mengamati dinamika diskusi yang terjadi di kelas. Pancing murid-murid dengan pertanyaan pemantik untuk membantu mereka merefleksikan proses yang terjadi. Pada jenjang SMA murid diharapkan akan dapat merefleksikan secara kritis dampak dari pengalaman hidup di lingkungan yang beragam terkait dengan perilaku kepercayaan serta tindakannya terhadap orang lain.

Kita dapat mengajak murid-muridnya untuk merefleksikan pengalamannya yang paling berkesan saat bertemu dengan orang atau kelompok yang berbeda. Kita memandu proses refleksi dengan pertanyaan apa makna yang kamu rasakan saat berada dalam sebuah keberagaman. Dari jawaban yang disampaikan murid-murid kita dapat memberikan bimbingan bahwa dalam konteks kebhinekaan perbedaan yang dijumpai merupakan hal yang wajar. Perbedaan atau keberagaman justru membawa warna tersendiri dalam kehidupan. Nah melalui refleksi pengalaman kebhinekaan murid-murid dapat menghilangkan stereotip dan prasangka serta menyelaraskan perbedaan budaya. Inilah dua sub elemen selanjutnya. Dua suplemen ini berkaitan dengan kemampuan murid untuk bernalar kritis dengan bernalar kritis murid mampu berpikir secara adil dan terbuka sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan data dan fakta. Selain itu, nantinya murid tidak terjebak pada stereotip dan prasangka serta dapat menyelaraskan perbedaan yang ada.

Lalu bagaimana alur perkembangan suplemen menghilangkan stereotip dan prasangka pada setiap jenjang? Pada jenjang PAUD murid diharapkan dapat mengenali orang-orang disekitarnya berdasarkan ciri-ciri atau atribut tertentu, misalnya dengan menyebutkan bagaimana perawakan ayah, ibu, kakak, adik dan sebagainya. Walaupun setiap orang berbeda semua saling menyayangi dan hidup rukun bersama. Pada jenjang SD murid diharapkan dapat mengenali perbedaan setiap orang atau kelompok Hai menganggapnya sebagai kewajaran dengan mengenali perbedaan murid dapat terhindar dari stereotip dan prasangka yang dimilikinya tentang orang atau kelompok disekitarnya. Pada jenjang SMP murid diharapkan dapat mengkonfirmasi, mengklarifikasi dan menunjukkan sikap menolak stereotip serta prasangka tentang gambaran identitas kelompok dan suku bangsa. Pada jenjang SMA murid diharapkan dapat mengkritik dan menolak stereotip serta prasangka tentang gambaran identitas kelompok dan suku bangsa serta berinisiatif mengajak orang lain untuk menolak stereotip dan prasangka.

Sub elemen ketiga menyelaraskan perbedaan budaya. Pada jenjang PAUD murid diharapkan dapat mengetahui adanya budaya yang berbeda di lingkungan sekitarnys. Kita dapat mendongeng cerita rakyat Indonesia dan menunjukkan perbedaan budaya yang ada. Pada jenjang SD murid diharapkan dapat mengidentifikasi perbedaan budaya yang konkrit disekitarnya tujuannya murid mengetahui bahwa perbedaan budaya dapat mempengaruhi pemahaman antar individu, sehingga saat terjadi permasalahan dapat diselesaikan dengan mencari titik temu bersama. Kita dapat mengatur skenario dengan topik perbedaan budaya yang nantinya dimainkan oleh murid melalui kegiatan bermain peran. Murid diminta untuk memperagakan situasi dan menjawab tantangan yang diberika. Pada jenjang SMP murid diharapkan dapat mengidentifikasi dan menyampaikan isu-isu tentang penghargaan terhadap keberagaman dan kesetaraan budaya. Kita dapat meminta murid untuk mengobservasi berita atau liputan media tentang keberagaman dan kesetaraan budaya, misalnya acara cerdas cermat atau kuis yang diikuti oleh pelajar, pertunjukan budaya, film dan sebagainya. Apa saja hal menarik yang ditemukan. Pada jenjang SMA murid diharapkan dapat mengetahui tantangan dan keuntungan hidup dalam keberagaman budaya serta memahami pentingnya kerukunan antar budaya dalam kehidupan. Kita dapat memandu murid-murid untuk berefleksi apa pengalaman yang paling berkesan seumur hidup terkait perbedaan budaya. Murid-murid dapat mengekspresikan kisahnya melalui berbagai media seperti puisi, video, foto dan sebagainya untuk dibagikan kepada teman-temannya.

Ibu dan Bapak guru sebagai pelajar Indonesia murid harus menyadari bahwa Indonesia adalah negara multicultural, multietnis dan multi agama atau kepercayaan. Sebagai bangsa yang beragam murid-murid tentu memiliki pengalaman berharga dalam kebhinekaan. Pengalaman harus dimaknai secara reflektif agar tidak terjebak pada prasangka dan stereotip terhadap perbedaan budaya. Selain itu diperlukan sikap empati dimana kita menghargai keunikan atau perbedaan setiap orang, pada akhirnya walaupun berbeda kita dapat hidup berdampingan dan harmonis sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Yuk kita praktekkan dalam pembelajaran di sekolah, salam dan bahagia …


Komentar