Modul PMM Topik dan Pelatihan: ASESMEN PAUD Modul 2: Menyiapkan Asesmen PAUD
Modul PMM Topik dan Pelatihan: ASESMEN PAUD
Menyiapkan Asesmen
Asesmen Harian PAUD
Asesmen Diagnostik adalah asesmen awal pembelajaran.
Asesmen untuk murid-murid usia dini dilakukan dengan menggunakan metode asesmen otentik yaitu penilaian terhadap murid yang berdasar pada fakta yang sesungguhnya atau yang dinamakan sebagai data otentik, bukan pada data subjektif guru. Data otentik ini diperoleh saat murid kita terlibat aktif dalam kegiatan bermain-belajar.
Karena itu video ini akan menjelaskan tahapan dan hal-hal penting dalam melakukan asesmen harian di PAUD.
Tujuan Kegiatan Bermain adalah pilihan opsional. Jika Tujuan Pembelajaran sudah detail, maka Tujuan Kegiatan Bermain, tidak perlu dibuat.
Referensi:
1. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. 2021. Buku Panduan Guru: Pengembangan Pembelajaran Satuan PAUD. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Salam bahagia ibu dan bapak guru…
Selamat datang kembali pada modul
menyiapkan asesmen. Pada materi kali ini kita akan belajar mengenai asesmen harian
PAUD. Setelah mempelajari materi ini diharapkan ibu dan bapak guru dapat
memahami makna asesmen harian, fungsi asesmen tersebut dan mampu merancang asesmen
harian yang selaras dengan tujuan pembelajaran.
Ibu dan bapak mungkin sudah
pernah belajar mengenai prinsip asesmen PAUD dan modul membuat dan memodifikasi
modul ajar. Ibu dan Bapak juga mungkin masih ingat bahwa asesmen merupakan
bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran dan
menyediakan formasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik
dan orang tua agar dapat membantu mereka dalam menemukan strategi pembelajaran
selanjutnya. Asesmen untuk murid-murid usia dini dilakukan dengan menggunakan
metode asesmen otentik. Asesmen otentik adalah penilaian terhadap murid yang
berdasar pada fakta yang sesungguhnya atau yang dinamakan sebagai data otentik
bukan pada data subjektif guru. Data otentik ini diperoleh saat murid kita
terlibat aktif dalam kegiatan bermain belajar. Mengapa saat bermain? karena
bermain adalah kegiatan yang alami dan paling bermakna bagi murid saat bermain
murid berada dalam situasi yang aman dan nyaman sehingga kebutuhan dan
keterampilan diri yang sesungguhnya dapat terlihat.
Asesmen harian dilakukan oleh
guru disepanjang kegiatan bermain belajar murid melalui observasi pengambilan
foto atau video, mendengarkan celoteh murid atau bercakap-cakap dengan murid. Data
tersebut lalu dituangkan dalam instrumen asesmen berupa catatan anekdot, hasil
karya, checklist atau foto berseri. Asesmen harian bukan untuk memberikan label
pada murid, jadi hasilnya bukan laporan bahwa murid bisa ini dan itu atau sudah
siap atau belum siap sekolah.
Ada dua hal penting yang ingin
dicapai dari asesmen harian:
1. Mendapatkan
informasi perkembangan dan belajar murid.
2. Mendapatkan
informasi yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
selanjutnya, misalnya menentukan tujuan kegiatan hari berikutnya, ragam
kegiatan lain atau media pembelajaran yang digunakan.
Asesmen harian dikumpulkan dan
digunakan untuk menyusun laporan capaian pembelajaran yang akan dilaporkan
kepada orangtua pada periode waktu tertentu, misalnya di akhir semester. Sebuah
siklus asesmen harian terdiri dari:
1.
Melakukan observasi sepanjang kegiatan
pembelajaran dan merekam hasil pengamatan, ingat catatan observasi haruslah
berupa hal-hal penting yang terjadi pada murid bukan penilaian guru. Untuk
menjaga objektivitas gunakan alat bantu seperti video, perekam suara atau buku
catatan untuk membuat catatan anekdot.
2.
Membuat analisis atas catatan hasil observasi
lalu menuangkan dalam instrumen asesmen.
3.
Memberikan umpan balik berdasarkan hasil
analisis. Umpan balik berisi rencana tindak lanjut pembelajaran hari
selanjutnya.
Perencanaan asesmen harian
dimulai dengan melihat tujuan pembelajaran yang diturunkan menjadi tujuan
kegiatan bermain. Mari kita lihat contoh berikut..
Tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai adalah …..
Dari tujuan pembelajaran tersebut,
kita bisa mendapatkan tujuan kegiatan bermain sebagai berikut: …..
Berdasarkan tujuan-tujuan di atas
ada empat instrumen asesmen yang dapat kita gunakan: catatan anekdot, foto
berseri, checklist, hasil karya. Kita dapat memilih salah satu dari keempat
instrumen di atas untuk melakukan asesmen harian sesuai dengan tujuan kegiatan
bermain yang telah direncanakan, tapi bisa saja saat pelaksanaan Ibu dan Bapak
mengubah jenis instrumen yang digunakan untuk menyesuaikan dengan minat dan
kemampuan murid. Jadi data yang didapatkan pun lebih akurat untuk masing-masing
murid.
Salah satu cara untuk mendapatkan
data adalah melakukan observasi. Bagaimana cara melakukan observasi yang baik?
Ada tiga hal penting yang perlu ibu dan bapak ingat:
1. Lakukan
di konteks yang beragam misalnya di ruang kelas di rumah murid di lapangan
bermain.
2. Kumpulkan
data dari berbagai sumber dari orangtua, sesama guru kelas atau orang dewasa
lain yang sering berada disekitar murid.
Ibu dan bapak kini kita telah
siap untuk melakukan praktik asesmen harian. Sekarang mari kita lihat penerapan
asesmen harian berdasarkan rancangan yang telah kita buat sebelumnya. Bentuk
kegiatan bermain yang dipilih adalah membuat kreasi dengan bahan daur ulang
sesuai dengan tema kebersihan lingkungan. Instrumen asesmen yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah hasil karya. Pada kegiatan ini berikan kebebasan
kepada murid untuk merancang dan membuat hasil karya menggunakan barang-barang
bekas yang ia temukan di sekitar rumah atau sekolah. Contoh Saka membuat pot
warna-warni dengan hiasan dari kaleng bekas untuk Ibu. Catatan karya Saka
adalah “Saka menemukan kaleng bekas di halaman sekolah, Ia memakai kaleng
tersebut untuk membuat pot bagi ibunya. Saka mengatakan bahwa ibunya menyukai
kegiatan menanam bunga di rumah. Ibu Sakha memiliki banyak bunga yang ada di
taman, ada juga di meja rumahnya. Saka ingin membuatkan pot agar ibunya dapat
meletakkan bunga di atas meja. Saka mencuci kaleng bekas, kaleng dicat agar
bagus, diberi wajah menggunakan mata mainan dan pompom kecil. Saka memberikan
pot kepada ibu. Ibu menerima pot Saka dengan tersenyum”
Untuk memperkaya data, ibu dan
bapak dapat melakukan pengambilan data dengan alat catatan anekdot saat murid
sedang membuat karyanya. Hal ini bisa didapat dari hasil percakapan dengan
murid pada tahap perancangan atau video dari orang tua saat murid sedang
berkreasi dengan demikian hasil asesmen akan semakin lengkap dan gambaran
perkembangan murid pun semakin akurat.
Setelah selesai mengobservasi dan
mencatat hasil karya murid tugas guru selanjutnya adalah menganalisis hasil
observasi. Apakah tujuan pembelajaran sudah tercermin dalam kegiatan bermain?
kemudian berikan umpan balik untuk pembelajaran selanjutnya. Analisis asesmen dan
umpan balik laporan kita akan dipelajari pada materi selanjutnya ya.
Ibu dan bapak guru demikian
materi mengenai perancangan asesmen harian dan penerapannya dalam kegiatan
bermain murid-murid.
Selamat mencoba semoga sukses, salam
bahagia ibu dan bapak guru ……….
Membuat Lembar Amatan PAUD
Apa saja sih yang harus kita siapkan untuk mempersiapkan lembar amatan? Apa saja komponen yang perlu ada dalam mencatat hasil observasi murid? Lalu, bagaimana teknik mencatatnya? Video ini akan menjawab pertanyaan tersebut agar Ibu dan Bapak Guru dapat menerapkannya di kelas dan menghasilkan data otentik mengenai perkembangan murid.
Referensi:
1. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. 2021. Buku Panduan Guru: Pengembangan Pembelajaran Satuan PAUD. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Salam dan Bahagia..
Halo Ibu dan Bapak guru hebat,
berjumpa lagi dalam modul menyiapkan asesmen. Setelah pada materi yang lalu
kita belajar tentang asesmen harian, maka untuk kesempatan kali ini kita akan
mempelajari lembar amatan PAUD. Dengan materi ini diharapkan kita dapat
mengetahui bentuk dan berbagai jenis lembar amatan PAUD juga komponen
didalamnya. Yuk kita belajar bersama.
Bu Dara ini kalau saya mau
membuat checklist indikatornya diambil dari mana ya Bu?
Dari mana ya pak, mungkin dari
poin-poin kegiatan bermain di hari ini Pak.
Saya jadi bingung ibu..
Ibu dan bapak guru terkadang saat
kita mau memulai observasi murid, kita suka tidak yakin sendiri ya seperti Pak
Simon dan Bu Dara tadi. Apa saja sih yang harus kita siapkan untuk lembar
amatan? apa sekedar mencatat saja cukup. Bagaimana teknik mencatatnya?
Ibu dan bapak guru apakah ingat
saat kita belajar asesmen harian? Terdapat empat instrumen asesmen yaitu ceklis,
catatan anekdot, hasil karya dan foto berseri.
Di dalam praktiknya lembar amatan
yang harus kita persiapkan secara detail ada dua instrumen yaitu checklist dan
catatan anekdot. Untuk instrumen hasil karya dan foto berseri kita dapat
dokumentasikan kegiatan bermain dengan kamera dulu lalu foto-foto hasil
dokumentasi dapat kita tempel lalu diberikan catatan atau keterangan analisis
dan umpan balik.
Untuk saat ini mari kita siapkan lembar
amatan checklist dan catatan anekdot sebelum kita melakukan observasi murid. Apa
saja ya yang harus kita siapkan dan bagaimana contoh tampilannya?
Saat kita ingin melakukan
observasi pada murid mari kita siapkan dahulu lembar amatan yang ingin kita
gunakan:
1. catatan
anekdot. Pada catatan anekdot ibu dan bapak akan menuliskan data otentik sesuai
dengan fakta yang kita dapatkan saat murid bermain. Apa sajakah yang dapat kita
tulis dalam lembar catatan anekdot?
·
Tuliskan nama anak, semester atau tahun ajaran,
kelas sesi pembelajaran, kegiatan bermain, tanggal dan nama pengamat atau nama
guru pada bagian atas lembar amatan. Pastikan kita menulis keterangan ini agar
mendapatkan informasi dengan jelas tentang identitas murid dan waktu kejadian
·
Tuliskan tempat peristiwa dan keterangan. Pada
bagian ini ibu dan bapak tuliskanlah keterangan tempat lalu ceritakanlah
peristiwa yang terjadi dan berikanlah keterangan mengenai peristiwa tersebut .
Yng perlu diperhatikan pada saat kita menulis di bagian peristiwa ini adalah tuliskanlah
kejadian sesuai dengan pengamatan yang terjadi. Hindari kalimat asumsi seperti
contohnya Maria sedih sekali saat bermain tetapi tuliskanlah Maria menangis
saat mainannya direbut oleh temannya. Gogor terlihat marah besar kepada
temannya tetapi tuliskan Gogor berteriak dan menghentak-hentakkan kakinya di
depan temannya. Muel tidak bisa merapikan mainannya kembali dan memilih bermain
dengan temannya tetapi tuliskan saat bermain Muel dipanggil temannya hai lalu
dia menghampiri dan meninggalkan mainannya di lantai. Dengan menuliskan kalimat
sesuai dengan peristiwa yang terjadi maka data yang kita dapatkan akan terlihat
lebih jelas sehingga ketika data ini dibuka kembali pada saat kita akan membuat
laporan hasil belajar, kita mendapatkan data yang detail tanpa asumsi.
·
Selanjutnya pada lembar amatan sediakan kolom
umpan balik. Pada bagian bawah Lembah rahmatan catatan anekdot ini merupakan
rekomendasi guru untuk pembelajaran murid selanjutnya.
Berikut adalah
contoh tampilan catatan anekdot ……
2. Checklist.
Pada lembar amatan checklist sama seperti catatan anekdot khusus ceklist lembar
pengamatan ini dapat digunakan dalam kurun waktu tertentu jadi tidak harus satu
hari misalnya ibu dan bapak mau menggunakan selama satu minggu atau dua minggu
untuk murid yang sama dan tujuan pembelajaran yang sama, diperbolehkan. Untuk
pembuatannya pada bagian atas Tuliskan nama semester atau tahun ajaran, kelas
sesi pembelajaran, kegiatan bermain, tanggal dan nama pengamat atau nama guru.
Pada tabel checklist terdapat beberapa kolom yang ibu dan bapak dapat isi
berikut adalah kolom-kolomnya:
·
Tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini
merupakan indikator kompetensi murid yang akan diamati. Tuliskanlah tujuan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan per semester dan kegiatan bermain yang
sudah kita rencanakan.
·
hasil
pengamatan pada kolom ini ibu dan bapak dapat memberikan tanda ceklis jika
memang tujuan pembelajaran sudah muncul pada perilaku sikap atau celotehan
murid yang diamati.
·
Konteks. Jelaskanlah secara singkat konteks
kejadian dimana kompetensi murid terlihat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
·
Tempat dan waktu kemunculan. Tuliskanlah tempat
dan waktu kemunculan saat kompetensi murid terlihat.
·
Kejadian yang teramati. Jelaskan secara singkat
hasil observasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan konteksnya. Tuliskan
pengamatan dengan prinsip data otentik.
·
Kolom catatan dan umpan balik. Sama seperti
catatan anekdot berikanlah kolom analisis dan umpan balik untuk pembelajaran
murid selanjutnya.
Ibu dan bapak guru tantangan dalam membuat lembar amatan dalam bentuk
checklist adalah pada saat prakteknya mungkin saja begitu kita sudah menyiapkan
lembar amatan dalam bentuk checklist ternyata murid memilih permainan yang lain
yang kita belum siapkan lembar ceklisnya karena kita tidak bisa memaksa murid
untuk bermain permainan sesuai dengan keinginan kita, maka jika hal ini terjadi
ibu dan bapak dapat menggunakan instrumen lain dalam melakukan asesmen harian.
Lembar checklist yang sudah dibuat untuk sementara tidak digunakan dahulu. Kita
bisa simpan saja untuk digunakan si lain waktu atau jika ibu dan bapak ingin
lebih fleksibel dalam penggunaan lembar checklist, maka berikanlah baris dan
kolom kosong yang bisa diisi tujuan pembelajaran untuk mengakomodasi kemunculan
spontan sebuah peristiwa.
Ibu dan bapak guru sekian materi
lembar amatan di jenjang PAUD, untuk memudahkan administrasi lembar amatan
dapat dikumpulkan dalam satu buku atau map per bulan dan per semester atau
mungkin Ibu dan Bapak ingin membuatnya per nama murid juga diperbolehkan. Sehingga
semua hasil asesmen tidak ada yang tercecer.
Semoga kita sudah lebih memahami
cara membuat lembar amatan yang jelas sebagai instrumen asesmen harian. Selamat belajar ya ibu dan bapak guru, salam
dan bahagia …….
Komentar
Posting Komentar