Modul 3: Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh - Kodrat Zaman
Modul PMM Topik dan Pelatihan: Merdeka Belajar
Kodrat Zaman
Salam dan bahagia Ibu dan Bapak
guru hebat..
Semoga Ibu dan Bapak guru
senantiasa dalam keadaan sehat dan dapat terus belajar bersama. Kali ini kita
akan mengulas materi tentang kodrat zaman agar kita dapat memahami tujuan dan
asas pendidikan sesuai zaman berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Pendidikan bergerak sangat
dinamis mengikuti perkembangan zaman. Kodrat zaman merupakan bagian dari dasar
pendidikan murid yang berkaitan dengan isi dan irama. Selain kodrat alam, Ki Hadjar
Dewantara mengungkapkan dalam melakukan pembaharuan yang terpadu hendaknya
selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik baik mengenai hidup
diri pribadinya maupun kemasyarakatannya jangan sampai meninggalkan segala
kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan baik pada alam maupun pada
zaman.
Sementara itu segala bentuk isi
dan irama yaitu cara mewujudkannya hidup dan penghidupannya hendaknya selalu
disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas kehidupan kebangsaan yang bernilai dan
tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan. Ki Hadjar Dewantara ingin
mengingatkan kita para pendidik untuk menuntun murid mencapai kekuatan-kekuatan
kodratnya sesuai dengan alam dan zaman menggunakan asas trikon yaitu kontinyu,
konvergen dan konsentris.
Kontinyu, pendidik
menuntun murid dengan perencanaan dan pengembangan secara berkesinambungan
menyatu dengan alam masyarakat Indonesia untuk mewariskan peradaban.
Konvergen, pendidik menuntun
murid dengan pemikiran terbuka terhadap segala sumber belajar, mengambil
praktek-praktek baik dari kebudayaan lain dan menjadikan kebudayaan kita bagian
dari alam universal.
Konsentris, pendidik menuntun murid dengan berdasarkan kepribadian karakter dan budaya kita sendiri. Sebagai pusatnya asas trikon diyakini mampu menghadapi derasnya arus perubahan kodrat zaman seperti abad ke-21 secara global.
Pendidikan saat ini ditekankan
untuk menuntun anak memiliki keterampilan abad ke-21 yaitu berpikir kritis dan
solutif, kreatif dan inovatif serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi. Meskipun
demikian, pengaruh pengaruh global harus disaring seleksi menggunakan kekuatan
utama bangsa Indonesia yaitu kearifan lokal sosial budaya. Sehingga isi dan
irama pendidikan berupa konten atau muatan pengetahuan yang diadopsi selaras
dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia.
Maka cara mendidik pun harus sesuai dengan tuntutan zaman. Cara belajar dan
interaksi murid abad ke-21 tentu berbeda dengan murid di pertengahan abad ke-20,
seperti apa yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara, didiklah anak-anak dengan cara
yang sesuai dengan tuntunan alam dan zamannya misalnya guru membantu murid
untuk melakukan refleksi diri sebagai proses mengenali dan melihat kembali
potensi dirinya kemudian murid diajak untuk mengamati keadaan sekolah dan
lingkungannya. Setelah itu murid menganalisis permasalahan dan potensi yang
muncul dari hasil pengamatannya. Ini adalah contoh belajar berpikir kritis guru
kemudian mengajak murid untuk berkreasi merespon potensi dan isu yang
terkoneksi dengan dirinya melalui proses berproyek yang bisa mereka lakukan
secara individu maupun berkelompok. Ini adalah bentuk belajar kreativitas dan
kolaborasi. Lalu murid mengkomunikasikan karyanya melalui berbagai format
presentasi seperti misalnya pameran sosialisasi atau seminar kepada publik atau
audiens yang akan terdampak dari karyanya. Ini adalah bentuk belajar komunikasi
dengan pembelajaran tersebut. Murid merasa lebih merdeka dan bertanggungjawab atas
pengalaman belajarnya bukan karena tuntutan yang membelenggu kemerdekaannya.
Ibu dan Bapak guru, mari kita renungkan!
Apakah kita sudah mendidik murid
kita sesuai dengan kodrat jamannya?
Apa yang dapat kita lakukan untuk
menuntun mereka agar berdaya sesuai kodrat jamannya?
Selamat belajar Ibu dan Bapak
guru hebat
Salam dan bahagia …
Komentar
Posting Komentar