Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila - Modul 2: Dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia - Elemen Akhlak Beragama

Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila

 Modul 2: Dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
 

Elemen Akhlak Beragama

Akhlak beragama adalah bagaimana murid hubungan yang kuat dengan Tuhan YME. Termasuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Materi ini membahas harapan dari akhlak beragama dan tahapan perkembangannya di setiap fase murid. Video juga dilengkapi dengan contoh-contoh pembelajaran di sekolah yang bisa guru kembangkan dan adaptasi di sekolah masing-masing. 

Referensi: 
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka


Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru, kali ini kita akan membahas lebih lanjut tentang salah satu elemen dalam dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yaitu elemen akhlak beragama.

Elemen akhlak beragama beragama erat kaitannya dengan pelajaran agama atau kepercayaan di sekolah biasanya dalam kelas guru agama atau kepercayaan mengajarkan berbagai ritual ibadah atau sembahyang serta sejarah keagamaan atau kepercayaan. Murid dibimbing untuk mempraktikkan semua hal yang sudah dipelajari, melafalkan berbagai doa, melakukan ibadah, menceritakan kembali tentang sejarah keagamaan atau kepercayaan. Tapi apakah praktik-praktik tersebut sudah membantu murid menghayati elemen akhlak beragama secara menyeluruh ataukah ada pembelajaran lain yang perlu diberikan kepada murid. Dalam mempelajari elemen akhlak beragama guru perlu membantu murid-murid untuk menghayati bahwa inti dari sifat-sifat Tuhan yang maha esa adalah kasih dan saying. Murid juga dibangkitkan kesadarannya sebagai makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan, yang mempunyai tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya sesama manusia dan juga alam semesta, juga menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Para murid pun difasilitasi untuk senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Illahi tersebut dalam perilakunya di kehidupan sehari-hari. Penghayatan atau sifat-sifat Tuhan ini akan menjadi landasan dalam pelaksanaan ibadah atau sembahyangnya sepanjang hayat.

Guru juga mendorong murid untuk aktif mengikuti acara-acara edukatif keagamaan atau kepercayaan sesuai dengan yang dianutnya, tujuannya agar murid dapat terus mengeksplorasi dan memahami secara mendalam ajaran simbol kesakralan serta struktur agama atau kepercayaannya. Proses tersebut juga membantu murid mengenal sejarah dan tokoh penting dalam agama dan kepercayaannya. Semua pemahaman itu diharapkan dapat membimbing mereka nantinya dan mereka juga memiliki gambaran tentang kontribusi nilai-nilai agama bagi peradaban dunia.

Elemen akhlak beragama dibagi menjadi tiga bagian penting:

  1. Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa
  2. Pemahaman agama atau kepercayaan dan
  3. Pelaksanaan ajaran agama / kepercayaan

Pembelajaran masing-masing bagian ini tentu disesuaikan dengan fase perkembangan murid. Dalam sub elemen pertama murid diharapkan menghayati bahwa inti dari sifat-sifat utama Tuhan adalah kasih dan saying. Di jenjang PAUD murid belum memiliki kematangan kognitif untuk berpikir tentang konsep-konsep abstrak karena itu murid diajak untuk melakukan hal konkrit dalam mempraktikkan sifat-sifat utama Tuhan Yang Maha Esa dengan menyayangi dan mengasihi yang dimulai dari dirinya sendiri misalnya dengan berolah raga dan makan makanan bergizi sebagai bentuk terima kasih dan usaha untuk menjaga badan yang sehat. Di jenjang SD murid masih tetap dibimbing untuk dapat mengaitkan hal tersebut dengan dirinya sendiri contohnya dengan tahu dan yakin bahwa Tuhan adalah maha pengasih, maka sebagai umatnya murid juga mengasihi diri dan mengasihi sekitar. Selain itu dengan memahami bahwa Tuhan maha penyayang murid berusaha memaafkan kesalahan diri dan juga orang lain. Di jenjang SMP diharapkan murid dapat menghubungkan sifat-sifat itu dengan sesama manusia sebagai makhluk yang bertanggungjawab. Sedangkan di jenjang SMA atau SMK murid-murid belajar bagaimana sifat-sifat Tuhan tercermin dalam ritual ibadah yang dijalankan.

Sub elemen berikutnya adalah pemahaman agama atau kepercayaan titik berat pada suplemen ini adalah mengenal unsur utama keagamaan atau kepercayaan berupa adjaran kitab suci esensi ritual simbol tokoh penting dan sejarah. Di jenjang PAUD murid dikenalkan dengan berbagai simbol agama atau kepercayaan misalnya salib, lafadz Allah, lambang Yin Yang, rupang Buddha, patung dewa-dewa dan lain-lain. D jenjang SD selain inti pembelajaran dari sub elemen ini murid juga dibantu dalam kaitannya dengan peran agama dalam kehidupan. D jenjang SMP tidak hanya mengenal murid juga diharapkan memahami fungsi dan makna unsur utama agama atau kepercayaan dalam konteks Indonesia dan kontribusinya dalam hubungan sesama manusia dan alam semesta. Di jenjang SMA atau SMK kemudian pembelajaran dilanjutkan hingga memahami kontribusi agama terhadap peradaban dunia.

Terakhir adalah pelaksanaan rituall ibadah. Inti sub elemen ini yaitu pelaksanaan ibadah sesuai ajaran agama atau kepercayaan serta memahami esensi nya. Di jenjang PAUD murid dikenalkan berbagai doa pendek dan sederhana yang dapat dilakukan sehari-hari. Di jenjang SD murid diharapkan dapat melakukannya secara mandiri. Di jenjang SMP tidak hanya beribadah secara mandiri tetapi murid juga perlu berpartisipasi dalam perayaan-perayaan keagamaan atau kepercayaan. Selain mencapai semua harapan sebelumnya di jenjang SMA atau SMK murid juga dibimbing untuk memahami arti penting ibadah. Ddalam pembelajaran penerapan elemen ini dikelas tentu erat kaitannya dengan pelajaran agama atau kepercayaan masing-masing. Namun bukan berarti hanya terbebankan ke guru agama saja, misalnya menjadikan cerminan sifat-sifat utama Tuhan seperti mengasihi atau menyayangi sebagai keyakinan kelas. Ini seperti yang kita pelajari pada topik disiplin positif, jadi murid akan terbiasa merefleksikan sifat Tuhan dalam kesehariannya. Bisa juga kita mengaitkannya dengan beberapa dimensi dalam profil pelajar Pancasila misalnya dengan dimensi berkebhinekaan global. Murid-murid diajak untuk melihat bahwa keberagaman manusia dalam bukti kekuasaan Tuhan karena itu sebagai sesama manusia kita perlu tetap saling menyayangi dan mengasihi.

Selain itu tentu murid juga dibimbing untuk bernalar kritis terutama dalam memahami teks-teks agama, murid perlu memproses informasi yang mereka dapat lalu melihat berbagai fakta disekitarnya untuk dapat berpikir dan melakukan hal yang tepat. Salah satu contoh fatalnya adalah konsep jihad yang disalahartikan sebagai pembenaran sikap memusuhi pemeluk agama lain ataupun tindak terorisme.

Kita juga perlu memfasilitasi murid dalam melakukan rutinitas ritual ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Semua murid perlu terfasilitasi tidak hanya kelompok mayoritas saja, misalnya jika ada pelaksanaan salat Jumat bersama maka murid-murid pemeluk agama dan kepercayaan lain juga diberikan fasilitas untuk melakukan kajian atau doa menurut agama atau kepercayaan masing-masing. Jika tidak ada guru pembina, bukalah ruang kolaborasi dengan berbagai tokoh agama atau kepercayaan di masyarakat sekitar.

Bagaimana Ibu dan Bapak guru sudah cukup bergambar tentang penerapan elemen akhlak beragama dalam pembelajaran di kelas?

Sekarang tinggal Ibu dan Bapak coba lakukan penerapannya di kelas masing-masing.

Selamat mencoba dan bereksplorasi di Ibu dan Bapak guru hebat.

Salam dan bahagia …

 Alur Perkembangan Elemen Akhlak Beragama

Ibu dan Bapak Guru, Alur ini menjelaskan perkembangan yang diharapkan pada peserta didik dalam Elemen Akhlak Beagama sejak akhir fase PAUD hingga akhir Fase F.

*gambar di bawah ini hanyalah previu


Komentar