Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila - Modul 2: Dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia - Elemen Akhlak Beragama
Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila
Elemen Akhlak Beragama
Salam dan bahagia Ibu dan Bapak
guru, kali ini kita akan membahas lebih lanjut tentang salah satu elemen dalam
dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yaitu
elemen akhlak beragama.
Elemen akhlak beragama beragama
erat kaitannya dengan pelajaran agama atau kepercayaan di sekolah biasanya
dalam kelas guru agama atau kepercayaan mengajarkan berbagai ritual ibadah atau
sembahyang serta sejarah keagamaan atau kepercayaan. Murid dibimbing untuk
mempraktikkan semua hal yang sudah dipelajari, melafalkan berbagai doa,
melakukan ibadah, menceritakan kembali tentang sejarah keagamaan atau
kepercayaan. Tapi apakah praktik-praktik tersebut sudah membantu murid
menghayati elemen akhlak beragama secara menyeluruh ataukah ada pembelajaran
lain yang perlu diberikan kepada murid. Dalam mempelajari elemen akhlak
beragama guru perlu membantu murid-murid untuk menghayati bahwa inti dari
sifat-sifat Tuhan yang maha esa adalah kasih dan saying. Murid juga
dibangkitkan kesadarannya sebagai makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan,
yang mempunyai tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya sesama
manusia dan juga alam semesta, juga menjalankan perintah dan menjauhi
larangannya. Para murid pun difasilitasi untuk senantiasa menghayati dan
mencerminkan sifat-sifat Illahi tersebut dalam perilakunya di kehidupan
sehari-hari. Penghayatan atau sifat-sifat Tuhan ini akan menjadi landasan dalam
pelaksanaan ibadah atau sembahyangnya sepanjang hayat.
Guru juga mendorong murid untuk
aktif mengikuti acara-acara edukatif keagamaan atau kepercayaan sesuai dengan
yang dianutnya, tujuannya agar murid dapat terus mengeksplorasi dan memahami
secara mendalam ajaran simbol kesakralan serta struktur agama atau
kepercayaannya. Proses tersebut juga membantu murid mengenal sejarah dan tokoh
penting dalam agama dan kepercayaannya. Semua pemahaman itu diharapkan dapat
membimbing mereka nantinya dan mereka juga memiliki gambaran tentang kontribusi
nilai-nilai agama bagi peradaban dunia.
Elemen akhlak beragama dibagi menjadi tiga bagian penting:
- Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa
- Pemahaman agama atau kepercayaan dan
- Pelaksanaan ajaran agama / kepercayaan
Pembelajaran masing-masing bagian
ini tentu disesuaikan dengan fase perkembangan murid. Dalam sub elemen pertama
murid diharapkan menghayati bahwa inti dari sifat-sifat utama Tuhan adalah
kasih dan saying. Di jenjang PAUD murid belum memiliki kematangan kognitif
untuk berpikir tentang konsep-konsep abstrak karena itu murid diajak untuk
melakukan hal konkrit dalam mempraktikkan sifat-sifat utama Tuhan Yang Maha Esa
dengan menyayangi dan mengasihi yang dimulai dari dirinya sendiri misalnya
dengan berolah raga dan makan makanan bergizi sebagai bentuk terima kasih dan
usaha untuk menjaga badan yang sehat. Di jenjang SD murid masih tetap dibimbing
untuk dapat mengaitkan hal tersebut dengan dirinya sendiri contohnya dengan
tahu dan yakin bahwa Tuhan adalah maha pengasih, maka sebagai umatnya murid
juga mengasihi diri dan mengasihi sekitar. Selain itu dengan memahami bahwa
Tuhan maha penyayang murid berusaha memaafkan kesalahan diri dan juga orang
lain. Di jenjang SMP diharapkan murid dapat menghubungkan sifat-sifat itu dengan
sesama manusia sebagai makhluk yang bertanggungjawab. Sedangkan di jenjang SMA
atau SMK murid-murid belajar bagaimana sifat-sifat Tuhan tercermin dalam ritual
ibadah yang dijalankan.
Sub elemen berikutnya adalah
pemahaman agama atau kepercayaan titik berat pada suplemen ini adalah mengenal
unsur utama keagamaan atau kepercayaan berupa adjaran kitab suci esensi ritual
simbol tokoh penting dan sejarah. Di jenjang PAUD murid dikenalkan dengan
berbagai simbol agama atau kepercayaan misalnya salib, lafadz Allah, lambang
Yin Yang, rupang Buddha, patung dewa-dewa dan lain-lain. D jenjang SD selain
inti pembelajaran dari sub elemen ini murid juga dibantu dalam kaitannya dengan
peran agama dalam kehidupan. D jenjang SMP tidak hanya mengenal murid juga
diharapkan memahami fungsi dan makna unsur utama agama atau kepercayaan dalam
konteks Indonesia dan kontribusinya dalam hubungan sesama manusia dan alam
semesta. Di jenjang SMA atau SMK kemudian pembelajaran dilanjutkan hingga
memahami kontribusi agama terhadap peradaban dunia.
Terakhir adalah pelaksanaan rituall
ibadah. Inti sub elemen ini yaitu pelaksanaan ibadah sesuai ajaran agama atau
kepercayaan serta memahami esensi nya. Di jenjang PAUD murid dikenalkan
berbagai doa pendek dan sederhana yang dapat dilakukan sehari-hari. Di jenjang
SD murid diharapkan dapat melakukannya secara mandiri. Di jenjang SMP tidak
hanya beribadah secara mandiri tetapi murid juga perlu berpartisipasi dalam
perayaan-perayaan keagamaan atau kepercayaan. Selain mencapai semua harapan
sebelumnya di jenjang SMA atau SMK murid juga dibimbing untuk memahami arti
penting ibadah. Ddalam pembelajaran penerapan elemen ini dikelas tentu erat
kaitannya dengan pelajaran agama atau kepercayaan masing-masing. Namun bukan
berarti hanya terbebankan ke guru agama saja, misalnya menjadikan cerminan
sifat-sifat utama Tuhan seperti mengasihi atau menyayangi sebagai keyakinan
kelas. Ini seperti yang kita pelajari pada topik disiplin positif, jadi murid
akan terbiasa merefleksikan sifat Tuhan dalam kesehariannya. Bisa juga kita
mengaitkannya dengan beberapa dimensi dalam profil pelajar Pancasila misalnya
dengan dimensi berkebhinekaan global. Murid-murid diajak untuk melihat bahwa
keberagaman manusia dalam bukti kekuasaan Tuhan karena itu sebagai sesama
manusia kita perlu tetap saling menyayangi dan mengasihi.
Selain itu tentu murid juga
dibimbing untuk bernalar kritis terutama dalam memahami teks-teks agama, murid
perlu memproses informasi yang mereka dapat lalu melihat berbagai fakta
disekitarnya untuk dapat berpikir dan melakukan hal yang tepat. Salah satu
contoh fatalnya adalah konsep jihad yang disalahartikan sebagai pembenaran
sikap memusuhi pemeluk agama lain ataupun tindak terorisme.
Kita juga perlu memfasilitasi
murid dalam melakukan rutinitas ritual ibadah sesuai agama dan kepercayaannya
masing-masing. Semua murid perlu terfasilitasi tidak hanya kelompok mayoritas
saja, misalnya jika ada pelaksanaan salat Jumat bersama maka murid-murid
pemeluk agama dan kepercayaan lain juga diberikan fasilitas untuk melakukan
kajian atau doa menurut agama atau kepercayaan masing-masing. Jika tidak ada
guru pembina, bukalah ruang kolaborasi dengan berbagai tokoh agama atau
kepercayaan di masyarakat sekitar.
Bagaimana Ibu dan Bapak guru
sudah cukup bergambar tentang penerapan elemen akhlak beragama dalam pembelajaran
di kelas?
Sekarang tinggal Ibu dan Bapak coba
lakukan penerapannya di kelas masing-masing.
Selamat mencoba dan bereksplorasi
di Ibu dan Bapak guru hebat.
Salam dan bahagia …
Ibu dan Bapak Guru, Alur ini menjelaskan perkembangan yang diharapkan pada peserta didik dalam Elemen Akhlak Beagama sejak akhir fase PAUD hingga akhir Fase F.
*gambar di bawah ini hanyalah previu
Komentar
Posting Komentar