Modul 5: Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan - Sistem Among

  Modul PMM Topik dan Pelatihan: Merdeka Belajar 

 Modul 5: Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

Sistem Among

Sistem among bukan sekedar metode membimbing dan mendampingi murid belajar. Lebih dari itu sebagai guru kita diharapakan memilki mindset among terlebih dahulu sebelum memprkatikan metode among. Video ini mengajak kita bagaimana menginternalisasikan sistema among dalam diri sebagai pendidik dan dapat meneruskannya dalam menuntun murid. 

Referensi: Ki Hadjar Dewantara - Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013. Penerbit: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa 2013


Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat

Semoga Ibu dan Bapak guru dalam keadaan sehat dan dapat terus belajar bersama-sama. Pada kesempatan ini kita akan membahas materi tentang sistem among agar kita dapat memahami konsep sistem among yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dan merefleksikannya dalam proses pembelajaran.

(Video Pembelajaran)

Pak Wanggai  : Anak-anak, sebelum Bapak akhiri pembelajaran kali ini, Bapak akan memberikan kalian tugas bahasa Indonesia. Kalian diminta untuk mencari minimal lima cerita tentang sejarah tanah Papua. Kalian baca, kalian pahami lalu jangan lupa kalian tuliskan kembali rangkuman-rangkuman dari berapa cerita-ceritanya. Setelah itu kalian sampaikan poin-poinnya didepan kelas. Waktunya seminggu ya anak-anak. Sampai jumpa minggu depan. Bapak tutup dulu zoom nya ya..

Murid-murid   : Baik Pak, terimakasih ….

Murid laki-laki : (Ih ini tugas bahasa Indonesia banyak kali. Bapak guru kasih waktu cuma satu minggu tugas pelajaran lain banyak lagi). Halo Indah kamu dengar tugas dari Pak Wanggai tadi?

Indah                : Iya nih, gimana ya caranya supaya kita bisa mengerjakan semua tugasnya tepat waktu.

Murid laki-laki  : Dulu aku pernah mengerjakan tugas bahasa Indonesia Pak Wanggai dengan seadanya, habis aku bingung. Pak Wanggai nggak ngasih tahu kita panduan mengerjakan tugasnya. Pak Wanggai mau kita cari tahu sendiri dari berbagai sumber akhirnya nilaiku jelek dibawah KKM. Tugas aku juga jadi dobel, membetulkan tugas sebelumnya yang salah sama dikasih tugas tambahan supaya nilai aku mencapai KKM

Indah                : Ya ampun belum selesai yang satu sudah bertambah lagi

Murid laki-laki : Hah.. tugas lagi, tugas sebanyak ini bagaimana cara menyelesaikannya ?

Ibu dan Bapak guru dengan memberikan tugas dan meminta murid mencari tahu sendiri apakah dapat dikatakan pembelajaran sudah berpihak dan memerdekakan murid? Dari cerita pendek tersebut kita sebagai pendidik diingatkan bahwa penekanan pada proses belajar murid amatlah penting bagi tumbuh kembang murid. Terkadang kita lupa pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid ketika Ia mengerjakan sesuatu tidak sekedar menilai hasil apa yang ditugaskan.

Ki Hadjar Dewantara mengenalkan sistem among sebagai suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Ing Ngarso Sung Tuladha, di depan memberi teladan yaitu bagaimana guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.

Ing Madya Mangun Karso, di tengah membangun kehendak, yaitu guru diharapkan mampu membangkitkan semangat bersua Karsa dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog dengan murid berperan sebagai narasumber dan penuntun.

Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan yaitu guru tidak sekedar memberikan motivasi tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa dan karyanya.

Sistem among didasarkan pada dua hal yaitu kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin murid hingga dapat mencapai selamat dan bahagia. Dalam bahasa Jawa, momong berarti merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan. Sementara among yaitu memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang merdeka sesuai dengan dasarnya. Sedangkan ngemong adalah proses untuk mengamati merawat dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya, bertanggung jawab dan disiplin berdasarkan nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya. Dan begitupun dengan falsafah-falsafah dari beragam daerah-daerah di Indonesia, yang pada intinya anak atau murid harus dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensinya dengan kasih sayang yang tulus, mendampingi, merawat dan menjaganya serta doa dan harapan untuknya. Maka, guru tidak hanya memandang sistem Among sebagai suatu metode saja tetapi lebih dari itu sebagai cara berpikir Among juga penting disadari oleh kita sebagai pendidik. Guru yang mempunyai karakter, kredibel dan dihormati murid, guru yang memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan kemampuan sosial emosional yang baik dengan murid kemitraan dan guru yang memiliki tutur kata yang mudah dipahami murid dengan sistematis dan logis. Sebagai contoh saat proses pembelajaran guru dapat bertanya dan membuka dialog dengan murid tentang kesulitan belajarnya, mendengarkan keluh-kesah dan perasaannya dengan berbagai cara seperti melalui gambar, tulisan dan lain-lain yang membuat muridnya nyaman mengutarakannya. Sehingga murid mungkin dapat merasakan perhatian kasih sayang dari guru yang dapat membangkitkan semangat belajarnya. Guru dapat menuntun murid untuk memahami bahwa wajar untuk melakukan kesalahan. Selain itu murid juga mungkin melihat sosok gurunya tersebut sebagai contoh berperilaku kepada orang lain dengan perhatian dan kasih saying.

Contoh lain guru juga dapat mengajak dan melibatkan murid untuk menentukan tujuan belajarnya dengan menanyakan kesukaannya, keinginan belajarnya, dan dan lain-lain yang murid merasa dihargai dan didengarkan.

Ibu dan Bapak guru, Mari Kita Renungkan bersama!

 Apakah kita sebagai pendidik sudah menekankan pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid?

Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik untuk dapat berpihak kepada murid dan memfasilitasi kebutuhan potensi dan kompetensinya?

Selamat belajar Ibu dan Bapak guru hebat

Salam dan bahagia ……..



Komentar