Modul 2: Mendidik dan Mengajar - Menjadi manusia (secara) utuh

 Modul PMM Topik dan Pelatihan: Merdeka Belajar 

 Modul 2: Mendidik dan Mengajar 

Menjadi manusia (secara) utuh 

Manusia memilki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Video ini mengajak kita bagaimana peran guru dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin murid mencapai selamat dan bahagia.
Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid? 

Referensi: Ki Hadjar Dewantara - Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013. Penerbit: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa 2013

Salam dan Bahagia

Ibu dan Bapak Guru, Selamat datang kembali di modul mendidik dan mengajar.

Kita akan meneruskan materi tentang menjadi manusia secara utuh agar kita  dapat memahami prinsip dasar untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki dua bagian utama pada tubuhnya yaitu badan jasmani atau lahir dan badan rohani atau batin. Atas karunia Tuhan Yang Maha Esa pula manusia  memiliki akal yang digunakan untuk berfikir, untuk merasa dan berkarya. Bersatunya pikiran, perasaan dan kehendak dapat menimbulkan daya dan memunculkan budi pekerti yang menandakannya sebagai manusia merdeka yaitu manusia yang dapat memerintah dan menguasai dirinya atau mandiri dan itulah kodrat sebagai manusia, sehingga agar manusia mengetahui kebutuhan lahir dan batinnya sendiri, kita sebagai pendidik dapat membantu murid untuk memenuhi kebutuhan keduanya agar mencapai keseimbangan dalam menjalani kehidupan, kita tidak bisa membantu  memenuhi kebutuhan hanya pada salah satu bagian karena badan lahir dan badan batin pada manusia tidak dapat dipisahkan dan  saling mempengaruhi, maka pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu memberikan didikan lahir dan didikan batin kepada para murid agar terpenuhi kebutuhan kehidupan dan penghidupannya.

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan adalah tempat tersemayamnya benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat dan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani.

Ibu dan Bapak Guru, kebudayaan merupakan hasil  budi manusia secara lahir dan batin yang didapat dari perjuangan terhadap dua pengaruh kuat yaitu alam dan jaman. Pengembangan budi pekerti berupa olah pikiran atau oleh cipta, olah rasa atau menghaluskan perasaan atau karakter, olah karsa atau menguatkan kemauan dan olahraga atau menyehatkan jasmani adalah sebuah bentuk pendidikan yang holistik yang akan menuntun bagaimana murid dapat tumbuh kembang secara baik. Sekaligus menjadikannya sebagai manusia yang merdeka yaitu manusia yang dapat bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Dengan demikian memandang murid sebagai manusia secara utuh harus menjadi dasar kita sebagai pendidik dalam mendampingi murid-murid menentukan tujuan belajar, merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid baik lahir maupun batin yang akan membantu murid-murid kita mengembangkan kekuatan lahir dan batinnya. Sebagai pendidik, kita tidak cukup hanya membantu memberikan pengajaran yang berorientasi pada penguatan ketrampilan berfikir atau kognitif saja tapi juga mendampingi murid-murid untuk  mengembangkan kekuatan batinnya yaitu sosial, emosi, empati dan lain sebagainya. Misalnya guru mengampu pelalajaran yang sifatnya pengetahuan kemudian menilai murid dengan menggunakan soal pilihan ganda yang cenderung hanya mengingat informasi yang diberikan. Padahal beragam informasi dan pengetahuan yang diberikan dan dapat diakses dari mesin pencari dari sumber belajar lain yang ada di sekitar murid. Dapat dibayangkan ketika seorang guru memberikan soal operasi hitungan bilangan, jika Ia hanya memberi soal-soal dan menilai hasilnya, maka mesin hitung seperti kalkulator bisa juga memproses hal yang demikian.

Kekuatan ketrampilan berpikir memang benar harus diasah dan ditingkatkan, tetapi agar mencapai keseimbangan menjadi manusia, murid sebaiknya juga  dilatih dan dikuatkan kebutuhan batinnya dalam berkehendak menentukan tujuan belajarnya, mengembangkan kerjasama membangun empati, menghargai sesama, refleksi diri untuk mengembangkan dirinya dan tentunya berkontribusi di lingkungan sosialnya. Sehingga pembelajaran yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan murid dan ditujukan untuk memajukan perkembangan budi pekerti akan membantunya menjadi manusia-manusia yang merdeka. Manusia merdeka perlu memiliki modal ketrampilan berfikir atau bernalar yang baik. Ketrampilan berfikir atau bernalar membutuhkan proses sepanjang hayat.

Proses mengasah nalar atau ketrampilan berfikir murid menurut Benjamin Bloom dan Anderson yang juga disebut level kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mencipta sesuatu dapat difasilitasi dalam proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan mulai dari paud, dasar, menengah dan tinggi. Dan juga perlu disadari oleh kita sebagai pendidik bahwa semua level kognitif dari mulai mengingat sampai mencipta atau mengkreasi, ini dapat dicapai pada semua jenjang pendidikan dimana kedalaman dan kompleksitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan.



Beberapa ahli berpendapat proses pembelajaran kepada murid tidaklah harus dimulai dari tingkat kognitif atau ketrampilan berfikir yang mengingat tapi dapat juga diterapkan pembelajaran yang terintegrasi dengan urutan level kognitif atau urutan ketrampilan berfikir yang cocok digunakan dalam pembelajaran.

Maka tujuan pendidikan untuk mengasah nalar murid dapat terwujud sebagai bekal mengembangkan pendidikan budi pekertinya.

Mari kita renungkan bersama

Apakah kita sudah menjadikan murid-murid kita manusia seutuhnya?

Apakah kita sudah membantu memberikan asupan kebutuhan lahir dan batin murid?

Dan bagaimana cara kita untuk mendampingi, untuk mengasah ketrampilan murid dengan sebaik-baiknya?

Salam dan Bahagia Ibu dan Bapak Guru hebat


Latihan Pemahaman

Pendidikan atau "tuntunan" seharusnya memberikan murid :

Jawaban: didikan "lahir" dan "batin"


Refleksi

Jika kembali ke semester lalu dimana Anda merasa belum optimal mengasah nalar, kemampuan berpikir, dan mengembangkan kebutuhan batin murid Anda, di materi apa Anda mau mengajar kembali dan memperbaiki dengan cara apa?

Komentar