Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila - Modul 1: Apa dan Mengapa Profil Pelajar Pancasila - Dimensi Profil Pelajar Pancasila

 Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila

 Modul 1: Apa dan Mengapa Profil Pelajar Pancasila

Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Video ini membahas gambaran besar ke-6 dimensi yang membangun Profil Pelajar Pancasila. Dimensi-dimensi tersebut saling berkaitan dan perlu dipelajari secara utuh. Keenam dimensi inilah yang menjadi penuntun pembelajaran menuju tujuan pendidikan nasional. 

Referensi: 
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sublemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.

Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru..

Dalam materi ini kita akan belajar mengenai 6 dimensi yang membangun profil pelajar Pancasila. Keenam dimensi inilah yang akan menjadi rujukan dalam pengembangan karakter dan kompetensi murid Indonesia.

Pada enam dimensi dalam profil pelajar Pancasila yang perlu kita pahami bersama. Pelajar Indonesia adalah pelajar yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Mereka mengamalkan nilai dan ajaran agama dalam kehidupannya sebagai bentuk iman dan ketaqwaan. Akhlak mulianya tercermin dalam perilaku terhadap dirinya sendiri, orang lain, alam dan negara. Dimensi kebhinekaan Global berdasar pada pemahaman Indonesia sebagai negara multicultural, multietnis dan multiagama yang perlu dijaga bersama persatuan dan kesatuannya. Dengan pemahaman ini pelajar Indonesia menjadi terbuka, inklusif dan berkeadilan sosial. Mereka bersedia menerima, menghormati dan menghargai perbedaan. Mereka juga akan mampu menjaga keharmonisan agar tidak terjadi konflik akibat perbedaan yang ada. Hal ini juga berlaku di tingkat Internasional. Pelajar Indonesia tidak merasa bahwa budaya bangsanya yang paling baik diantara semua. Mereka memiliki kemauan untuk memahami budaya bangsa lain sebagai bentuk penghormatan.

Gotong-royong diartikan sebagai kemampuan melakukan kegiatan bersama dengan sukarela untuk memudahkan tercapainya tujuan bersama. Gotong-royong dilandasi karena adanya rasa peduli, ingin berbagi, adil, tanggung jawab dan juga hormat terhadap sesama. Dimensi gotong royong membangun kepedulian pelajar Indonesia serta kesadaran bekerjasama dengan orang lain. Mereka terdorong menggunakan kemampuannya dan bekerja sesuai perannya masing-masing untuk mencapai tujuan bersama.

Pelajar Indonesia merupakan pelajar yang mandiri, memiliki inisiatif untuk mengembangkan diri dan meraih cita-cita agar dapat berkontribusi pada lingkungan di masa depan. Inisiatif untuk mengembangkan diri ini berasal dari kesadaran akan kekuatan dan keterbatasan diri. Pelajar Indonesia dapat menetapkan tujuan dan menyusun rencana, agar tujuan tersebut tercapai. Mereka mampu memilah sikap-sikap yang dapat mendukung atau justru menghambat pencapaian tujuan. Dalam proses mencapai tujuan, pelajar Indonesia terus belajar dan melakukan evaluasi pada setiap tindakan. Mereka juga mampu mengelola pikiran dan perasaan demi berkomitmen pada tujuan.

Pelajar yang bernalar kritis mampu berpikir secara adil dan terbuka sehingga dapat membuat keputusan secara tepat dengan pertimbangkan banyak hal yang berdasarkan data dan fakta yang mendukung. Mereka juga mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Pelajar Indonesia adalah pelajar yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat dan berdampak. Sesuatu yang dihasilkan ini dapat berupa gagasan tindakan dan karya nyata baik ditunjukkan untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Kreatifitas erat kaitannya dengan imajinasi dan eksperimen. Mereka juga dapat mengeksplorasi ide dan bereksperimen pada sesuatu yang baru. Kreativitasnya tidak akan berhenti sampai ia melihat sumberdaya yang dimilikinya mampu dikelola menjadi sebuah solusi dari permasalahan. Pelajar Indonesia yang kreatif mampu mengekspresikan diri, mengembangkan diri dan menjawab berbagai tantangan.

Nah setelah kita mempelajari 6 dimensi profil pelajar Pancasila, dapat kita pahami bahwa keenam dimensi itu saling berkaitan dan perlu dipelajari secara utuh. Mengapa bisa demikian? sebagai contoh :

  • yang pertama, sikap cinta tanah air merupakan hasil perkembangan dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, dimensi berkebhinekaan global dan bergotong-royong.
  • yang kedua untuk menumbuhkan dimensi kemandirian misalnya dibutuhkan kemampuan bernalar kritis dan kreatif serta masih banyak contoh-contoh lain yang dapat kita temukan bersama dari enam dimensi ini. 
Ketika kita hanya mendengar 6 dimensi secara sepintas maka seolah-olah hanya karakter tersebut yang ditonjolkan. Padahal 6 dimensi itu sudah merupakan sebuah rangkuman dari berbagai karakter kompetensi dan nilai dalam Pancasila. Jika tidak dipahami secara utuh antara satu dimensi dengan dimensi lain bisa terlihat mirip maknanya atau bahkan bertentangan maknanya. Contohnya seseorang yang tidak membiri akan sulit untuk bergotong-royong karena saat bergotong-royong seseorang dituntut untuk berkontribusi sangat atau mampu menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Untuk menghindari hal itu maka setiap dimensi akan dijelaskan maknanya dan diurutkan perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangan psikologis dan kognitif anak dan remaja usia sekolah.

Ibu dan Bapak guru hal penting lainnya yang perlu kita ingat adalah guru juga merupakan seorang pelajar yang senantiasa belajar, artinya guru juga menanamkan keenam dimensi tersebut kepada dirinya sendiri. Mengembangkan enam dimensi Pancasila ini bukan berarti menuntaskan pencapaiannya di tahun ajaran melainkan proses pengembangan yang dilakukan terus-menerus dalam kegiatan belajar pelajar Indonesia dari jenjang PAUD sampai SMA atau SMK.

Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi yang perlu dikembangkan oleh pelajar Indonesia abad 21. Karakter dan kompetensi adalah dua hal yang saling mendukung satu sama lain, keduanya melekat dalam berbagai pengalaman pembelajaran.

Semoga setelah memahami tentang keenam dimensi profil pelajar Pancasila ini, kita semakin konsisten untuk menjadi pembelajar yang menyiapkan murid untuk melanjutkan kehidupannya bukan hanya sekedar lulus dari sekolah.

Salam dan bahagia ….


Komentar