Modul 2: Mendidik dan Mengajar - Mendidik Menyeluruh
Modul PMM
Topik dan Pelatihan: Merdeka Belajar
Modul 2: Mendidik dan Mengajar
Mendidik Menyeluruh
Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Ibu/ Bapak lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?
Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?
Referensi:
Ki Hadjar Dewantara - Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013.
Penerbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa 2013
Salam dan Bahagia
Ibu dan Bapak Guru, Selamat Datang di modul mendidik dan mengajar.
Modul ini terdiri dari beberapa materi yang akan kita pelajari bersama.
Kali ini kita akan membahas materi “Mendidik Menyeluruh” berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara agar kita dapat memahami gagasan-gagasan Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan pendidikan nasional.
Ibu dan Bapak guru, pemahaman terhadap kata pendidikan dan pengajaran kadang masih membingungkan. Penggabungan istilah tersebut dapat mengaburkan pengertian yang sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin, maka pengajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan sama halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan.
Sementara pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban agar kebudayaan yang kita wariskan kepada anak cucu kita di masa depan.
Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka, mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Ibu dan Bapak Guru, murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid. Yang bisa pendidik lakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid, agar dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu. Layaknya seorang petani yang menanam padi. Ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, mengusahakan kondisi yang terbaik agar padi dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya. Petani mungkin dapat memperbaiki keadaan tanaman padinya atau bahkan menghasilkan tanaman padi yang lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipelihara. Bagaimanapun ikhtiar yang terbaik yang dilakukan oleh petani untuk tumbuhnya padi tidak akan dapat membuat tanaman itu tumbuh menjadi tanaman jagung atau tanaman lainnya.
Seperti itulah peran pendididk yang bisa menuntun agar murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya.
Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tetapi juga mendidik ketramplinan berpikir, mengembangkan kecerdasan batin dan pada akhirnya murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Ibu dan Bapak guru, ilmu pengetahuan sangat diperlukan sebagai bagian dari kehidupan sebagai kunci untuk mengasah ketrampilan berfikir, memajukan kecerdasan batin dan melancarkan hidup manusia.
Oleh karenanya pendidikan pikiran atau intelektual murid sebaiknya dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya agar murid dapat mewujudkan perikehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya.
Sebagai pendidik, kita perlu cermat dalam menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks pendidikan nasional berdasarkan garis-garis bangsa atau kultural nasional yang akan melengkapi, mempertajam dan memperkaya pendidikan ketrampilan berfikir murid.
Setiap murid memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan tuntunan orang dewasa. Menuntun potensi murid bertujuan agar Ia semakin baik adabnya dan untuk mendapatkan kecerdasan yang luas sehingga Ia terlindungi dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan. Ada murid yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan tuntunan yang baik sehingga Ia cenderung tidak dapat menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan atau potensinya dengan maksimal. Ada juga murid yang mendapatkan tuntunan dengan baik, namun kekuatan atau potensinya tidak dapat tumbuh atau berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh yang membatasi tumbuh kembangnya potensi yang Ia miliki.
Sebagai orang dewasa kita dapat berupaya membangun dan menjaga suasana lingkungan yang kondusif agar setiap murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Seumpama dua garis yang saling tarik menarik dan saling mempengaruhi yang pada akhirnya berujung menjadi satu. Dua garis itu adalah garis dasar yang menggambarkan potensi dari murid dan garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang.
Kedua garis ini saling berhubungan, yang menurut ilmu pendidikan disebut konvergensi. Buah dari tuntunan kepada murid adalah berkembangnya akal budi murid yang mendorong terciptanya kebudayaan bangsa.
Kebudayaan bangsa yang menjadi ciri khas dan dasar perubahan jaman di tengah-tengah kebudayaan negara lain membuat kita kadang-kadang khawatir akan tergerusnya kebudayaan kita. Meskipun adat istiadat atau kebiasaaan di masyarakat berubah karena akal budi manusia juga berkembang, kebudayaan bangsa Indonesia akan tetap ada menjadi pilar utama dalam memajukan pendidikan nasional. Contohnya kebudayaan gotong royong, membersihkan dan menghias kelas serta sekolah yang melibatkan murid dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan sosial emosional.
Guru dapat memberikan praktek pembelajaran yang mengembangkan kerjasama, empati, menghargai sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama sehingga murid dapat menemukan dan terbekali dengan kebudayan-kebudayaan bangsa yang jika terus menerus ditumbuhkan maka kebudayaan bangsa akan semakin kuat dan tentu saja akan membantu murid atas kehidupan dan penghidupan, dan yang paling utama dan paling penting yang dapat membantu keberlangsungan hidup sebagai bangsa Indonesia.
Lalu bagaimana dengan pembelajaran di kelas kita saat ini?
Apakah kita sudah mendidik anak dengan menyeluruh?
Atau mungkin kita hanya sebatas mengajar?
Mari kita refleksikan bersama-sama!
Salam dan Bahagia
Ibu dan Bapak Guru hebat
Latihan Pemahaman
Manakah peran yang paling dominan Anda lakukan di dalam kelas?
Jawaban: Mengajar
Refleksi:
Ceritakan sosok guru yang menumbuhkan kekuatan dan potensi Anda sewaktu menjadi murid dulu?
Komentar
Posting Komentar