Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila - Modul 2: Dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia - Elemen Akhlak Pribadi
Modul PMM Topik dan Pelatihan: Profil Pelajar Pancasila
Elemen Akhlak Pribadi
Salam dan bahagia Ibu dan Bapak
guru pada video kali ini kita akan melanjutkan membahas mengenai elemen kedua
dalam dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
yaitu elemen akhlak pribadi. Elemen ini sebenarnya merupakan perwujudan rasa
sayang dan perhatian seorang pelajar pada dirinya sendiri lalu bagaimana contoh
pembelajarannya di setiap jenjang.
Elemen akhlak pribadi terdiri
dari dua suplemen utama yaitu integritas dan merawat diri secara fisik mental
dan spiritual sekarang. Mari kita coba renungkan sejenak pembelajaran selama
ini di kelas untuk suplemen integritas Bagaimana ibubapa menanamkan sikap
integritas kepada murid. Bagaimana sikap ibu bapak jika ada yang berbuat salah
namun ia tidak berani mengakuinya. Apakah kita sudah memiliki dan menunjukkan sikap
integritas selama ini. Integritas merupakan perwujudan rasa sayang peduli
hormat dan menghargai diri sendiri pelajar yang memiliki integritas menampilkan
tindakan yang konsisten dengan apa yang dipikirkan dan dikatakan sikap jujur,
adil, rendah hati ditunjukkan bukan karena pengaruh orang lain. Namun karena
menjaga kehormatan dirinya dengan begitu ia akan konsisten mempertahankan
integritasnya dalam konteks apapun. Selain itu ia selalu berupaya meluangkan
waktu untuk introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap
harinya. Integritas terwujud dari pembiasaan bukan hanya sekedar materi yang
diajarkan dalam kelas. Lalu seperti apa alur perkembangan sikap integritas pada
setiap jenjang.
Jenjang PAUD adalah tahap awal
dalam memulai penerapan integritas ini. Murid mulai dibiasakan bersikap jujur
dan berani menyampaikan kebenaran fakta. Kebiasaan ini kemudian dikuatkan pada
jenjang SD murid mulai bisa merasakan pentingnya kebiasaan tersebut dan juga
memahami konsekuensi positif dari kebiasaan tersebut untuk dirinya sendiri. Pada
jenjang SMP kebiasaannya kembali dikuatkan agar tertanam dengan konsisten pada
murid-murid pun naik tingkat dalam memahami konsekuensi dari sikap integritas
ini yaitu memahami konsekuensi positif dari tindakan integritasnya tidak hanya
untuk dirinya namun juga untuk orang lain. Pada jenjang SMA murid sudah
memahami sekaligus menjadikan aturan agama sosial dan nilai-nilai kemanusiaan
sebagai bahan integral dirinya sehingga ia bisa menerapkannya secara bijak dan
kontekstual.
Dalam pembelajaran sub elemen ini
wajib diterapkan pada seluruh mata pelajaran projek maupun ekstrakurikuler karena
ini adalah bentuk sikap sehari-hari murid dalam interaksi apapun. Pada topik
disiplin positif , Ibu dan Bapak guru belajar tentang restitusi dan keyakinan
kelas. Disiplin positif adalah salah satu contoh penerapan suplemen ini. Ibu
dan Bapak guru bisa menjadikan integritas sebagai sebuah keyakinan bersama di
kelas yang disepakati murid dan guru. Jika murid melanggar keyakinan ini
ajaklah untuk introspeksi bangunlah lingkungan positif dalam kelas sehingga
murid tidak takut untuk mengakui kesalahannya. Dengan begitu suplemen ini akan
menjadi konsisten menjadi keyakinan dalam diri murid.
Ibu dan Bapak guru sekarang, mari
kita bahas suplemen kedua yaitu tentang merawat diri secara fisik mental dan
spiritual. Sebelumnya mari kita renungkan dulu pembelajaran yang telah kita
lakukan untuk sub elemen ini apakah selama ini kita sedang mengajarkan murid
untuk merawat diri dengan seimbang dari segi fisik mental dan spiritual?
Sudahkah ibubapa merawat diri
sendiri secara seimbang merawat diri adalah perwujudan rasa sayang dan perhatian
seorang pelajar pada dirinya sendiri seperti apa alur perkembangan sikap
integritas ada setiap jenjang. Sama seperti sebelumnya jenjang PAUD adalah fase
dimulainya kebiasaan sebagai fondasi murid PAUD dibiasakan untuk membersihkan
merawat tubuh serta menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam semua
aktivitas kesehariannya. Di jenjang SD pondasi ini dikuatkan menjadi sebuah
rutinitas sehari-hari yang dijalankan dengan mandiri dan disiplin. Murid
belajar untuk menjadikan merawat diri dan menjaga kesehatan sebagai bagian dari
kesehariannya yang dilakukan dengan konsisten, juga melalui ragam aktivitas
fisik sosial dan ibadah sehingga di akhir jenjang SD murid diharapkan dapat
memperhatikan kesehatannya secara seimbang dengan melakukan ketiga aktivitas
tersebut. Pada jenjang SMP selain memperhatikan, murid juga belajar untuk
menyeimbangkan ketiganya serta mengidentifikasi mengapa kesehatan fisik mental
dan spiritual penting untuk dijaga, dan di jenjang SMA atau SMK murid
diharapkan sudah melakukan aktivitas fisik sosial dan ibadah secara seimbang
dengan inisiatif mandiri.
Dalam pembelajaran penerapan
suplemen ini dapat diterapkan melalui pembiasaan rutinitas sederhana di kelas
misal mencuci tangan masuk kelas dalam keadaan diri rapi dan bersih dan
sebagainya juga melalui program sekolah seperti program kantin sehat, membawa
bekal sehat, program UKS dan lain-lain. Mata pelajaran agama atau kepercayaan
PJOK, IPA, IPSpun berperan dalam menemukan suplemen ini murid rutin melakukan
kajian atau diskusi keagamaan atau kepercayaan di kelas agama dengan bimbingan
yang baik dari guru sebagai upaya menjaga kesehatan spiritual. Dalam PJOK murid
belajar tentang pentingnya merawat fisik secara rutin dan hubungannya dengan
kesehatan mental. Pada kelas IPA murid mempelajari pola makan seimbang dan
dampaknya pada sistem tubuh serta menggali kearifan lokal terkait dalam kelas
IPS atau muatan lokal. Bahkan penerapannya pun bisa dilakukan secara kolaborasi,
selain dikelas projek penguatan profil pelajar Pancasila juga berperan dalam
membiasakan murid di aktivitas sosial.
Jadi ada banyak strategi
pembelajaran yang bisa dilakukan satuan pendidik dan guru untuk menumbuhkan sub
elemen ini. Ibu dan Bapak guru pelajar yang berakhlak positif pada dirinya
sendiri akan menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan tindakan
dan pekerjaan serta berkomitmen untuk setiap pada ajaran agama dan
kepercayaannya, serta nilai-nilai kemanusiaan. Tumbuhnya elemen ini sangat
berkaitan dengan dimensi mandiri pada murid karena pelajar yang mandiri akan
berkomitmen untuk terus mengembangkan kualitas dirinya secara seimbang,
melakukan yang terbaik berdasarkan kemampuannya dan mampu memilih hal-hal yang
baik bagi dirinya.
Sekarang mari kita bayangkan
Indonesia kelak ketika para pelajar yang memiliki karakter dasar seperti ini.
Makin semangat kan untuk menumbuhkan elemen ini dalam diri sendiri dan juga
dalam dirimu di kita.
Alur Perkembangan Elemen Akhlak Pribadi
Ibu dan Bapak Guru, Alur ini menjelaskan perkembangan yang diharapkan pada peserta didik dalam Elemen Akhlak Pribadi sejak akhir fase PAUD hingga akhir Fase F.
*gambar di bawah ini hanyalah previu
Komentar
Posting Komentar