Modul PMM Topik dan Pelatihan: Kurikulum Merdeka - Modul 1: Kurikulum? - Mengapa Kurikulum Perlu Diadaptasi?

 Modul PMM Topik dan Pelatihan: Kurikulum Merdeka

 Modul 1: Kurikulum?

Mengapa Kurikulum Perlu Diadaptasi?


Kurikulum memang dirancang oleh pemerintah pusat. Lantas, bagaimana dengan keadaan satuan pendidikan yang beragam dari Sabang sampai Merauke? Dan yang paling utama: bagaimana dengan kebutuhan murid yang berbeda-beda? Video ini menjelaskan alasan mengapa kurikulum perlu diadaptasi di tingkat satuan pendidikan. 

Referensi: 
1. OECD. 2020. Curriculum (re) design from the OECD Education 2030 project. Overview brochure 
2. Pusat Asesmen dan Pembelajaran. 2021. Paparan Pembelajaran Paradgima Baru. Jakarta: Kementerian Pendidikan,, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.


Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru …

Pada materi yang lalu kita telah mengetahui penyebab di balik perubahan kurikulum. Lantas bagaimana kurikulum ini bisa terhubung dengan pembelajaran dikelas?. Konteks satuan pendidikan yang beragam membuat banyak hal tidak mudah diimplementasikan di kelas. Itulah sebabnya kurikulum yang ditetapkan secara nasional perlu diadaptasi di tingkat satuan pendidikan. Kali ini kita akan belajar bersama tentang mengapa kita perlu melakukan adaptasi terhadap kurikulum.

Ibu dan Bapak guru, mari kita lihat lingkungan di sekitar sekolah dimana sekolah kita berada. Apakah di tepi pantai? Apakah di tengah-tengah perkebunan? Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduknya? Setahun belakangan perubahan apa saja yang terjadi di sekitar sekolah, Apakah ada bangunan yang baru didirikan? Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di sekolah?

Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda, murid kita pun berbeda-beda. Bisa jadi pembelajaran yang paling berhasil untuk masing-masing murid juga tidak sama. Ada perbedaan lingkungan dan ekosistem di sekolah. Perubahan juga terus terjadi disekitar kita. Hal-hal itulah yang menjadi alasan mengapa kurikulum di pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu. Bentuk adaptasi kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan murid-murid di sekolah. Ini bisa diterjemahkan dalam kurikulum operasional satuan pendidikan, agar memudahkan kita singkat saja KOSP.

Ibu dan bapak guru, yuk kita simak ceritanya …

Pak Heriyanto adalah kepala sekolah SDN Gunung 01, sekolahnya terletak di tengah perkebunan kopi di kaki gunung. Selama ini beliau belum memahami pentingnya mengadaptasi kurikulum. Biasanya beliau dan rekan-rekan guru hanya mengajar sesuai dengan apa yang ada di buku teks. Suatu ketika Pak Heriyanto melihat rekan gurunya mengajar IPAS tentang ekosistem. Guru tersebut menggunakan contoh dalam buku teks untuk menjelaskan tentang ekosistem. Ia menggunakan hewan-hewan yang ada di laut melalui gambar-gambar dalam buku. Pak Heriyanto kemudian berpikir tentang letak sekolah di tengah perkebunan, beliau mendengar suara jangkrik dan cuitan burung. Beliau juga ingat bahwa murid-muridnya sering melihat ular saat ikut orang tuanya di kebun. Beliau berpikir hewan-hewan tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan tentang ekosistem dengan lebih baik, mengapa? karena hewan-hewan tersebut bisa ditemui oleh murid-muridnya.

Lalu beberapa hal lain terlintas dalam pikiran Pak Heriyanto, bagaimana jika para guru mengajar IPAS dengan menggunakan contoh hewan yang ada di sekitar sekolah?, murid-murid pasti lebih tertarik karena mereka akan lebih mudah membayangkan apa yang sedang dipelajari. Tujuannya tentu saja untuk membantu murid mendapat pembelajaran yang lebih bermakna. Kemudian Pak Heriyanto mencari materi yang pernah diberikan oleh salah seorang temannya. Materi tersebut membahas tentang bagaimana memanfaatkan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran. Beliau menyadari bahwa cara mengajar yang hanya bertumpu pada buku teks sangat tidak cukup. Bisa jadi hal tersebut membuat siswa kurang dapat menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan mereka. Beliau ingat tentang KTSP yang mengharuskan satuan pendidik untuk membuat kurikulum. Beliau berfikir, wah jangan-jangan sudah saatnya kita mengembangkan kurikulum yang berbasis sekolah. Pak Heriyanto kemudian mendiskusikan hal ini dengan teman-teman guru di sekolah. Beliau menyampaikan tentang gagasan untuk membangun kurikulum berbasis sekolah. Salah satu gurunya nyeletuk “Iya Pak saya dengar-dengar sekarang sekolah itu harus membuat KOSP Pak”

Setelah itu, seluruh pemangku kepentingan SDN Gunung 01 mulai membicarakan pengembangan KOSP. Bersama-sama mereka memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang sudah ditetapkan pada tujuan pendidikan nasional, profil pelajar Pancasila, struktur kurikulum, prinsip pembelajaran dan asesmen, dan capaian pembelajaran. Mereka juga mulai menganalisa kebutuhan murid-murid dan kondisi sekolah. Pak Heriyanto juga mengintegrasikan visi sekolah ke dalam KOSP. Visi sekolahnya adalah melahirkan murid murid yang cerdas, berakhlak, bertanggung jawab dan peduli akan lingkungan.

Pak Heriyanto semakin yakin seandainya pelajaran IPAS menggunakan pembelajaran yang telah disesuaikan pasti akan memberi pemahaman yang lebih bermakna bagi para murid. Misalnya dalam pembelajaran IPAS mengenai ekosistem, Pak Heriyanto dan rekan-rekan guru akan meminta murid melakukan observasi langsung terhadap hewan yang ada disekitarnya. Murid-murid juga akan diajarkan tentang bagaimana kaitan kehidupan sehari-hari dengan kelangsungan ekosistem yang harus terus dijaga.

Nah Ibu dan Bapak guru hebat, apa yang dilakukan Pak Haryanto dan rekan-rekan gurunya di sekolah adalah melakukan adaptasi kurikulum caranya adalah dengan merancang kaos bisa jadi penterjemahan kurikulum tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geografis tetapi juga faktor budaya dan sosiologis. Kurikulum operasional untuk murid-murid di daerah pertanian berbeda dengan kurikulum operasional didaerah pariwisata. KOSP adalah dokumen hidup sehingga KOSP dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid, tentunya setelah proses refleksi sudah dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan.

Ibu dan Bapak guru ternyata dokumen kurikulum dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, bahkan kita bisa turut mengembangkan dan menyesuaikan demi mencapai tujuan pendidikan. Kita juga bisa memenuhi kebutuhan murid-murid yang memiliki keunikannya masing-masing. Keanekaragaman latar belakang dan kemampuan murid adalah tolak ukur adaptasi KOSP. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap saat murid akan berkembang sesuai dengan zamannya.

Mari kita mulai dengan bersemangat untuk terus belajar.

Salam dan Bahagia, Ibu dan Bapak guru …

Latihan Pemahaman




Refleksi


Komentar