Modul PMM, Merdeka Belajar, Modul 3: Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh - Kodrat Keadaan
Modul PMM Topik dan Pelatihan: Merdeka Belajar
Kodrat keadaan
Salam dan bahagia Ibu dan Bapak
guru hebat.
Selamat datang di modul
mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh. Modul ini terdiri dari beberapa
materi. Kali ini kita akan mengulas materi kodrat keadaan agar kita dapat
memahami kodrat keadaan pendidikan yang sesuai dengan zaman berdasarkan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Kodrat keadaan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari dasar pendidikan murid. Kodrat keadaan terdiri dari
dua hal yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hadjar Dewantara mengatakan
bahwa segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat
keadaan baik alam maupun zaman.
Lalu, bagaimana cara kita
menghubungkan dasar pendidikan murid dengan kodrat alam dan kodrat zaman? Kodrat
alam adalah dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan dimana mereka berada. Murid dengan kodrat alam perkotaan sejatinya
dilihat sebagai bagian dari masyarakat perkotaan, maka pembelajaran yang
diterima murid sebaiknya mampu membantu mendekatkannya dengan konteks atau kodrat
alamiah, bukan sebaliknya malah menjauhkannya.
Tidak jarang kita menjumpai guru
membantu memberikan ilmu dan wawasan diluar konteks dimana murid tinggal dan
hidup, misalnya mayoritas murid adalah anak petani karet, diberikan wawasan dan
informasi bagaimana menjaga kelestarian dan ekosistem laut. Sebenarnya tidak
apa-apa, mungkin saja murid akan mendapatkan informasi dan cara bagaimana
menjaga kelestarian laut. Apakah cara dan informasi itu sesuai dengan kodrat
alam murid? Oleh sebab itu karena guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar murid maka guru dapat membantu murid dengan memberikan pembelajaran
kontekstual. Guru berperan sebagai penghubung murid dengan sumber-sumber
belajar yang ada disekitar murid atau disekolah maupun dengan sumber-sumber
belajar digital yang mengaitkan setiap materi dengan konteks dimana murid hidup,
misalnya materi menjaga kelestarian alam dikontekskan dengan merawat pohon
karet agar produksi getahnya semakin baik kualitasnya, dengan membersihkan
gulma atau tanaman pengganggu pohon karet. Pembelajaran kontekstual dan peran
guru sebagai penghubung sangat dibutuhkan murid, karena itu akan membantu
mereka menguatkan kekuatan-kekuatan kodratnya.
Sementara kodrat zaman adalah
bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Isi dan
irama pendidikan bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Muatan
pendidikan dan cara belajar dikala kita sebagai murid pasti berbeda dengan
zaman saat ini. Pendidikan setelah masa kemerdekaan tentu juga berbeda dengan
pendidikan pada abad ke-21. Maka kita pendidik bergegas beradaptasi terhadap
kodrat zaman untuk membantu murid mencapai selamat dan bahagia.
Perubahan zaman merupakan
keniscayaan yang tidak mungkin dihindari dan dicegah. Perubahan zaman pun akan
datang sendiri tanpa diminta. Namun banyak dari kita yang belum menyadari akan
hal itu. Kenyamanan-kenyamanan yang dirasakan saat ini akan diselimuti
kegelisahan kegelisahan akibat perubahan zaman misalnya kemajuan pesat
teknologi membuat cara belajar dan berinteraksi murid juga berubah. Jika tidak
kita siapkan dan beradaptasi dengan baik maka murid-murid mungkin tidak akan
mampu hidup berdampingan dengan perubahan zaman. Contohnya guru yang terbiasa
mengajar dengan menggunakan metode utama ceramah, menyampaikan
informasi-informasi yang sudah ada di mesin pencari atau digital,
membuat murid memiliki kompetensi yang tidak relevan dan sesuai dengan
keterampilan abad ke-21 yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan
kolaborasi.
Maka sebagai pendidik kita juga
dapat membantu memberikan pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan
kecakapan tersebut. Seiring dengan perubahan yang terjadi dalam pendidikan
secara global, Ki Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa pengaruh-pengaruh dari
luar hendaknya tetap dipilah, mana yang sesuai dengan kearifan lokal sosial
budaya Indonesia. Namun, di era
berlimpahnya informasi saat ini, kita pendidik tidak bisa membatasi, menolak
dan memilih informasi-informasi secara langsung. Pengaruh-pengaruh luar
sangatlah banyak dan terus-menerus membanjiri halaman kita. Cara merespon banyaknya
pengaruh luar tersebutlah yang menjadi perhatian kita sebagai pendidik. Dengan
begitu banyaknya informasi yang dating, kita tidak bisa benar-benar menyaring
mana yang diterima oleh murid karena Ia bisa mendapatkan informasi dari mana
saja. Yang dapat dilakukan pendidik adalah membantu anak untuk menemukan
kecakapan berpikir kritis dalam menerima dan merespon informasi.
Penanaman budaya kearifan lokal
yang logis dapat membantu murid menjadi bijak dalam kehidupannya. Jika kita
dapat memegang kuat kearifan lokal budaya Indonesia kita juga akan mampu
merespon pengaruh-pengaruh luar dengan bijak, sehingga adopsi muatan dan konten
pengetahuan akan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial
budaya yang ada di Indonesia. Bahkan semakin menguatkannya menjadi kodrat alam
dan kodrat zaman dalam mendidik murid-murid kita. Untuk mewujudkan dan menjaga
itu semua diperlukan prinsip-prinsip dalam melakukan perubahan. Ki Hadjar
Dewantara menyebutnya sebagai asas “trikon”, kontinyu konvergen dan konsentris.
Kontinyu, kemajuan
kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri.
Konvergensi, kebudayaan
menuju arah kesatuan kebudayaan dunia atau kemanusiaan.
Konsentris, kebudayaan
harus mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya
dalam lingkungan kebudayaan dunia atau kemanusiaan.
Maka, dengan menggunakan asas trikon
sebagai prinsip melakukan perubahan, kebudayaan bangsa Indonesia tidak akan tertinggal.
Kebudayaan Indonesia akan berjalan beriringan dengan kebudayaan lain dan memiliki
karakter dan ciri khasnya sendiri.
Mari kita refleksikan bersama!
Apakah kita sudah mampu
memberikan pembelajaran berdasarkan kodrat keadaan murid?
Apa yang dapat kita lakukan
sebagai pendidik agar kodrat keadaan murid dapat menuntun kekuatan-kekuatan dan
potensi pada murid?
Selamat belajar Bapak dan Ibu
guru hebat,
Salam dan Bahagia…
Komentar
Posting Komentar