Modul PMM Topik dan Pelatihan: Kurikulum - Modul 1: Kurikulum - Apa itu Kurikulum?

Modul PMM Topik dan Pelatihan: Kurikulum Merdeka

 Modul 1: Kurikulum?

Apa Itu Kurikulum?

Melalui kurikulum, pengalaman belajar siswa dibentuk dari titik awal hingga akhir. Video ini menjelaskan pengertian, komponen, fungsi kurikulum. 

Referensi: 
1. OECD. 2020. Curriculum (re) design from the OECD Education 2030 project. Overview brochure 
2. Pusat Asesmen dan Pembelajaran. 2021. Paparan Pembelajaran Paradgima Baru. Jakarta: Kementerian Pendidikan,, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 
3. Tyler, W., Ralph. 1949. The Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University if Chicago Press


Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru

Selamat datang di modul kurikulum hari ini kita akan mempelajari “Apa itu kurikulum dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran”. Ini penting agar kita dapat lebih memahami peran dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran

(Video percakapan)

Murid A       : Pak, Bu kenapa air limbah kami bau dan tidak jernih?

Murid B       : Pak guru kenapa sih kita diminta menjaga bumi memangnya bumi kita kenapa Pak?

Murid C     : Bu, saya dan Riko kemarin melihat ibu kami memasak gudeg, di daerah lain ada gudeg juga nggak sih Bu?

Pak Joko    : Bu luar biasa ya perkembangan anak-anak zaman sekarang. Saya kadang kaget mereka tahu informasi itu dari mana, padahal saya belum ajarkan. Pertanyaan-pertanyaannya juga unik Bu. Rasa ingin tahu mereka tinggi banget, misal mereka ingin tahu asal muasal makanan gudeg, bahannya apa saja, bagaimana cara memasaknya, bahkan sampai gudeg versi  kaleng juga mereka tanyakan

Bu Ratna     : Benar Pak, ternyata keadaan sangat mempengaruhi cara belajar murid kita. Kadang saya juga nggak bisa jawab pertanyaan dari mereka. Jadi saya harus belajar lagi untuk mengamati dan mengidentifikasi cara belajar mereka supaya bisa masuk ke dunia mereka.

Pak Joko    : Iya ya Bu saya jadi mikir dulu saya kasih pengetahuan informasi ke anak-anak selalu sebelum KBK 2004 setelah itu mulai dari kurikulum 2006, 2013 sampai sekarang ternyata peran saya bukan lagi sebagai satu-satunya sumber pengetahuan buat mereka. Kemajuan teknologi membuat pengetahuan dapat diakses anak-anak tanpa batas, membuat murid-murid kita punya banyak pilihan cara belajar

Bu Ratna      : Iya Pak Berarti kita juga harus meningkatkan kompetensi kita nih pak

Pak Joko    : Wah iya tubuh pandemi ini awalnya sempet bikin saya pesimis dengan perkembangan murid tapi setelah saya rasa-rasa dan perhatiin kok murid malah semakin berkembang dengan cara belajar mereka sendiri ya. Saya juga jadi terdorong harus melek teknologi dan belajar untuk mengimbangi dan membantu mereka

Bu Ratna      : Betul Pak ternyata memang harus kita pikirkan dan siapkan ya kompetensi apa yang akan dibutuhkan oleh murid 10 tahun mendatang, tapi gimana ya Pak cara membangun kompetensi itu?

Ibu dan Bapak guru terkadang kita abai terhadap perubahan keadaan kita menganggap pengalaman bertahun-tahun kita sebagai guru selalu mampu mengantarkan keberhasilan murid kita. Padahal murid hidup pada zaman keadaan yang sudah berbeda. Cara berkomunikasi cara belajar dan cara memandang diri dan lingkungannya berbeda dengan keadaan yang kita alami pada zaman kita. Nah sekarang keterampilan dan kompetensi apa yang dibutuhkan murid-murid kita untuk berkontribusi dalam lingkup lokal nasional dan global. Bagaimana cara mereka belajar. Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan. Yuk Ibu dan Bapak kita segarkan ingatan kita kembali. Apa sih sejatinya kurikulum itu?

Sebenarnya sampai hari ini belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. Meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman belajar murid nyatanya lebih dari sekedar itu. Kurikulum itu kompleks dan multidimensi. Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan jika jantungnya lemah maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal. Ralph Tyler dalam bukunya “The Basic Principle of Creation” mengungkapkan setidaknya ada empat komponen dalam kurikulum yaitu tujuan,  konten, metode atau cara dan evaluasi. Umumnya beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian tujuan pembelajaran atau konten, panduan pedagogi dan panduan assessment. Komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid, mulai dari kompetensi apa yang yang dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut. Dengan begitu sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau core dari kurikulum itu sendiri. Maka kemerdekaan murid dalam belajar lah jantung dari pengembangan kurikulum.

Lalu apa sih peran dan fungsi kurikulum? Kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran, maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.

Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka:

  1.  Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
  2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
  3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial
Murid-murid kita yang beragam suku budaya bahasa adat istiadat dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum sehingga kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks dimana satuan pendidikan itu berada.

Ibu dan Bapak guru sesuai peran kita sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran, kita harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Oleh sebab itu pengembangan kurikulum diperlukan di setiap satuan pendidikan. Disinilah peran kita sebagai pemilik dan pengembang kurikulum di satuan pendidikan. Kita harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid. Begitupun dengan pembelajarannya kitalah yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid kita, kompetensi apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mewujudkannya.

Proyeksi pendidikan 20-30 yang dilakukan oleh OECD mengarahkan bahwa kompetensi tidak hanya fokus pada kognitif, sikap, psikomotorik tetapi juga ada value atau nilai yang melengkapi kompetensi murid. Saat ini kualitas literasi dan numerasi kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan fondasi atau prasyarat yang diperlukan murid. Ini untuk membangun kompetensi transformatif dengan siklus belajar antisipasi, aksi, refleksi menuju pembelajar sepanjang hayat.

Transformasi pembelajaran dengan paradigma baru menekankan pada penguatan kompetensi dan materi esensial atau bermakna, bukan banyaknya materi atau konteks yang didapatkan murid melainkan konten materi yang esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam. Proses pembelajaran tersebut salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran inkuiri yang menekankan pada rasa ingin tau sebagai dorongan belajar yang kuat pada murid. Pentingnya rasa ingin tahu murid perlu kita munculkan kemudian digabungkan dengan obrolan atau percakapan yang menjadi bagian dari pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti mengapa, apa dan bagaimana merupakan cara guru untuk menstimulasi tujuan belajar murid. Mengeksplorasi apa yang telah mereka ketahui sehingga menghasilkan dampak yang bermakna dalam penyelidikan-penyelidikan yang mereka lakukan.

Lalu seperti apa siklus pembelajaran inkuiri itu.

  1. Menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan agar membuat imajinasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikirannya
  2. Mencari tahu mengumpulkan data fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang murid telah ketahui serta menemukan informasi baru dengan beragam keterampilan yang mereka
  3. Memilah, mengorganisasi, menganalisa, menerjemahkan dan mengomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berpikirnya
  4. Membuat koneksi, mencoba menghubungkan dengan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungannya
  5. Menyelami, mendalami, mendorong murid mengambil makna atau esensi dari kegiatan belajarnya melalui penyelidikan juga murid mendalami atau menyelami rasa ingin tahu lebih jauh dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam diri mereka
  6. Aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya. Aksi ini muncul karena inovasi internal dari dalam diri murid dan yang juga tidak kalah penting transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter, berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek. Dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya kelak.

Ibu dan Bapak guru setelah memahami peran dan fungsi kurikulum apa yang selanjutnya dapat kita lakukan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat

Salam dan bahagia ….


Komentar