Modul PMM Topik dan Pelatihan: Kurikulum Merdeka - Modul 2: Kurikulum Merdeka - Capaian Pembelajaran

 Modul PMM Topik dan Pelatihan: Kurikulum Merdeka

 Modul 2: Kurikulum Merdeka

 Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum

Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka adalah konsep teaching at the right level atau mengajar pada tahapan pembelajaran yang sesuai. Konsep ini mengusung pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya. Lalu bagaimana kaitan konsep ini dengan Capaian Pembelajaran? Video ini akan membahas jawaban pertanyaan tersebut dengan menjelaskan secara umum posisi Capaian Pembelajaran dalam kurikulum. *Kurikulum Prototipe adalah Kurikulum Merdeka 

Referensi: 
  1. Pusat Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. 2020. Naskah Akademik Program Sekolah Penggerak. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi 
  2. SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka. 
  3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 2021. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak. Jakarta.

Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru …

Selamat datang kembali pada topik kurikulum. Pada materi sebelumnya Ibu dan Bapak guru sudah mengetahui apa itu capaian pembelajaran dan bagaimana capaian pembelajaran disusun. Nah pada materi kali ini kita akan membahas mengenai letak capaian pembelajaran dalam kurikulum prototipe. Dalam struktur kurikulum prototipe capaian pembelajaran atau CP menjadi acuan yang kita pakai untuk pembelajaran intrakurikuler. Kompetensi-kompetensi pada capaian pembelajaran kita turunkan menjadi tujuan pembelajaran yang tersusun sebagai sebuah alur untuk satu fase, ini kita sebut sebagai alur tujuan pembelajaran atau ATP. Kemudian kita menyusun rencana dan strategi pembelajaran atas dasar ATP tersebut.

ATP digunakan untuk menentukan modul ajar yang kita kembangkan maupun yang kita pilih seperti yang juga Ibu dan Bapak pelajari di topik perencanaan pembelajaran. Kompetensi pada pembelajaran intrakurikuler sebelumnya mencakup pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang masing-masing berdiri sendiri.

Kompetensi merupakan sebuah kesatuan tidak sepatutnya dipisahkan, ini menjadi salah satu dasar dalam merumuskan kompetensi pada capaian pembelajaran. Kompetensi adalah rangkaian dari proses belajar konsep ilmu pengetahuan mulai dari memahami suatu konsep ilmu pengetahuan juga sikap dalam belajar  seperti motivasi belajar, rasa ingin tahu dan lain sebagainya. Sampai akhirnya dapat menggambarkan pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tuntutan kognitif yang lebih tinggi, seperti misalnya mengajukan solusi kreatif bukan sekedar menjawab pertanyaan. Jadi saat ibu dan bapak guru melakukan asesmen untuk mengukur penguasaan kompetensi maka secara langsung assessmen tersebut meliputi ketiga ranah diatas yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Jadi tidak perlu kita pisahkan. Assessmen cukup melihat pada kompetensi yang ada pada capaian pembelajaran.

Seperti yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya capaian pembelajaran disusun dengan memperhatikan tahapan perkembangan murid sesuai usianya hal ini merupakan hindari konsep “teaching at the right level” atau mengajar pada tahapan pembelajaran yang sesuai. Konsep ini menjadi salah satu semangat dalam Merdeka belajar melalui konsep tersebut pula murid mendapatkan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya untuk membantu “teaching at the right level” ini guru dapat melakukan asesmen diagnostik untuk melakukan pemetaan profil murid. Setelah itu murid dapat dikelompokkan sesuai dengan kompetensi awalnya dengan demikian guru dapat menyusun pembelajarannya sesuai kompetensi awal tersebut bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya. Guru dapat membedakan aktivitas pembelajaran maupun konten isi untuk menjamin setiap murid memiliki kesempatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan serta menjadi individu yang berkembang. Kondisi seperti ini disebut pembelajaran berdiferensiasi.

Salah satu penerapan prinsip “teaching at the right level” misalnya jika misalnya ditemukan kondisi murid kelas VIII SMP yang kemampuan dasarnya belum sampai pada level kemampuan jenjang tersebut, maka guru perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan kemampuan murid saat itu, tidak perlu menunggu sampai akhir tahun. Intervensi dilakukan untuk menuntaskan kebutuhan belajarnya agar siap menerima pengajaran yang ada di level kelas VIII SMP.

Atau contoh lain ada kondisi dimana murid fase C di kelas 5 SD dengan kemampuan membaca masih di fase B, guru dapat melakukan penyesuaian pembelajaran sesuai dengan kemampuan membaca murid namun tetap memberikan intervensi yang sesuai agar kemampuan membaca murid dapat meningkat sesuai tahapannya.

Ibu dan Bapak guru capaian pembelajaran adalah kompetensi dan karakter yang ingin dicapai. Kompetensi yang dirumuskan pun digambarkan sebagai sebuah kesatuan. Capaian pembelajaran menjadi acuan kita untuk menyusun tujuan pembelajaran dikelas. Proses pembelajaran yang dilakukan perlu memberikan kesempatan murid untuk belajar sesuai dengan kompetensi awal mereka.

Ibu dan Bapak guru dapat mempelajari lebih lanjut mengenai implementasi konsep “teaching at the right level” pada topik penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik murid.

Selamat belajar dan berproses Ibu dan Bapak guru hebat

Salam dan Bahagia …

 



Komentar